Kima saat ini juga masih dapat ditemukan di kawasan tersebut. Bahkan para wisatawan banyak yang mengkonsumsi kerang-kerang berukuran besar itu.
"Namun masyarakat dan nelayan setempat kurang begitu menyukainya," kata tim ahli flora fauna dari UGM, Donan Satria Yudha dalam rilis yang diterima detikcom, Selasa (5/5/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tetapi, ada beberapa alasan lain bagi para penggiat konservasi fauna untuk tetap berjuang agar kima tidak punah di alam," ujar Donan.
Alasan utama adalah karena banyaknya wisatawan dari luar NTT yang terus mengkonsumsi kima. Para wisatawan dan masyarakat sekitar belum paham mengenai arti penting kima di alam. Selain itu, ekspor fauna laut terutama kima ke luar pulau juga tidak diiringi dengan pengawasan ketat.
"Tekanan alam terhadap tumbuh kembangnya kima juga cukup tinggi," ujar Donan.
Keberadaan fosil yang telah berhasil didata oleh Tim Ekspedisi NKRI 2015 membuktikan bahwa perairan Alor memiliki sejarah laut purba yang belum tentu dimiliki oleh daerah lain. Selain keindahan bawah lautnya, Kabupaten Alor dapat menjadi salah satu destinasi pariwisata terutama situs wisata laut purba yang dimilikinya.
"Dengan demikian dapat mendatangkan wisatawan dan meningkatkan perekonomian warga sekitar," tutup Donan.
(kff/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini