Langkah tegap para anggota Tim Ekspedisi NKRI 2015 tiba-tiba terhenti saat mereka melakukan penjelajahan di Pulau Buaya, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur pada awal Maret lalu. Tim curiga dengan penampakan sesuatu yang aneh di atas tanah yang hampir mereka itu.
Tim mendekati obyek tersebut dan melakukan pengamatan lebih detail. Benda yang separuhnya tertimbun tanah itu digali agar penampakannya terlihat utuh dan dapat dikenali.
Tak disangka, obyek tersebut merupakan fosil kerang kima. Kerang kima adalah kerang-kerangan berukuran besar yang merupakan penghuni perairan laut hangat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk penelitian lebih lanjut, pendataan kembali dilakukan pada tanggal 12 April 2015 dengan melibatkan tim ahli flora fauna dari UGM, Donan Satria Yudha. Pada tanggal 13-14 April 2015 tim flora funa yang saat ini diketuai oleh Letda Psk Edi Riono bersama Wakil Komandan Subkorwil-07 Alor, Mayor Cba M.Z. Tarigan melakukan observasi kedua untuk memastikan kondisi serta latar belakang terbentuknya fosil tersebut.
Observasi hari pertama dilakukan di Pulau Pura, di pulau ini terdapat gunung api Maru yang statusnya saat ini tidak aktif.
"Tim menemukan 2 fosil kima di lereng bukit dengan ketinggian 140 meter di atas permukaan laut (mdpl)," kata Edi, Selasa (5/5/2015).
Jarak penemuan 2 fosil itu cukup dekat, yakni sekitar 2 meter. Kedua fosil ditemukan dalam kondisi terbuka dan masih menempel pada substrat berupa batuan sedimen yang berasal dari fosil terumbu karang dan batuan beku vulkanik. Setelah diidentifikasi, diduga fosil yang ditemukan adalah jenis Tridacna Maxima.
Observasi hari kedua dilanjutkan ke Pulau Buaya yang merupakan lokasi awal penemuan fosil kima. Tim kembali menemukan fosil-fosil kima di kawasan tersebut.
"Tidak diduga, ternyata dijumpai 6 fosil kima di ketinggian 54 mdpl," ujarnya.
Fosil-fosil tersebut tersebar pada radius 40 meter jika diukur dari pusat ditemukan fosil kima terbesar di Pulau Buaya. Kima terbesar itu memiliki cangkang yang berukuran panjang 105 cm dan lebar 75 cm.
Dari keenam fosil yang ditemukan hanya satu fosil yang tidak menempel pada substrat. "Setelah kami identifikasi, diduga spesies yang ditemukan adalah 5 individu Tridacna Maxima dan 1 individu Tridacna Gigas yang cangkangnya hanya dijumpai satu sisi," tuturnya.
(kff/ndr)











































