Setelah absen mengadakan acara Guyub Internasional ala Mahasiswa selama lebih dari 50 tahun, Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Rusia atau dikenal dengan "PERMIRA" didukung oleh KBRI Moskow berencana menggelar simposium kemahasiswaan yang akan dihadiri oleh lebih dari 150 mahasiswa perwakilan PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) dari 20 negara di Amerika dan Eropa, yakni: Austria, Belanda, Belgia, Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Inggris, Italia, Jerman, Kanada, Norwegia, Perancis, Portugal, Rusia, Serbia, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Turki.
Tidak ketinggalan Mahasiswa, wakil dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai Universitas di Indonesia juga berpartisipasi. Simposium bertajuk 'Persatuan dan Kesatuan Bangsa Menghadapi ASEAN Community 2015' akan berlangsung mulai tanggal 6 hingga 8 Mei 2015 bertempat di kampus MGIMO, Moskow. Lokasi itu merupakan salah satu Intitut Hubungan Internasional terbaik di Rusia, kawah candradimuka calon Diplomat Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menpora Ilham Nahrowi yang semula rencananya akan datang membuka simposium, namun last minute menunda kunjungannya ke Moskow karena ada sidang kabinet," ujar Dirga Siradjudin, ketua PERMIRA yang juga mahasiswa S2 Hubungan Internasional Univ. Humanitarian Moskow.
"Kesiapan lainnya, Alhamdulillah, sudah 95%. Mahasiswa PERMIRA dari berbagai daerah sejak 2 hari lalu sudah memasuki Moskow. Sedangkan mahasiswa PPI Amerika Eropa kemarin sudah mulai datang," tambahnya.
"Kami semua sangat senang dan bahagia bisa hadir di Moskow dan bertemu sesama rekan Mahasiswa dari belahan Eropa dan Amerika bahkan Rusia guna berkontribusi bagi Indonesia masa depan," ujar Agnes yang baru saja mendarat setelah 9 jam terbang dari kota paling ujung timur Rusia, Vladivostok.
Simposium yang merupakan kalender tahunan PPI dunia ini merupakan wadah para mahasiswa Indonesia di kawasan Amerika dan Eropa berdiskusi dan bertukar ide mengenai langkah dan upaya yang perlu dilakukan generasi muda dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa khususnya guna mengantisipasi tantangan dan peluang Komunitas ASEAN 2015 nanti.
"Seusai simposium, masing-masing komisi akan menyampaikan hasil sidangnya dan selanjutnya dalam rapat pleno akan disampaikan kesepakatan yang ditandatangani seluruh Ketua/Perwakilan PPI negara Amerika-Eropa yang hadir, yang dinamakan 'Piagam Moskow' sebagai rekomendasi kepada pemerintah," ujar Handaru Lukiza, ketua panitia simposium yang juga mahasiswa S1 fakultas Ilmu Politik tahun ketiga Univ. RUDN.
Di sela kegiatan simposium, direncanakan para mahasiswa anggota PERMIRA akan menampilkan beberapa nomor kesenian di aula MGIMO. Kegiatan simposium akan ditutup dengan kunjungan ke beberapa obyek wisata di Moskow.
"Tentunya kami sebagai Duta Besar Indonesia dan KBRI Moskow mendukung sepenuhnya dan mendorong inisiatif kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang kreatif dan produktif seperti ini, jayalah PERMIRA, hidup Mahasiswa Indonesia Kawasan Eropa dan Amerika, selamat bersimposium," ujar Duta Besar Djauhari Oratmangun saat bertemu Mahasiswa di Ruang Pancasila KBRI Moskow.
(ndr/mad)