Saat detikcom mengunjungi Pulau Sebatik, Jumat (1/5/2015), warga Pulau Sebatik yang teritorialnya wilayah Indonesia menegaskan bahwa mereka merupakan warga Indonesia asli. Terlihat jelas saat mereka berbicara bahasa Indonesia dan tanpa adanya dialek melayu.
Meski demikian, warga Pulau Sebatik Barat bernama Randi (46) menilai kehidupan warga Pulau Sebatik memang tidak bisa lepas dari Malaysia. Hal itu karena untuk menyambung hidup dengan membeli bahan-bahan memasak dan makan, mereka lebih memilih ke Tawau, Malaysia ketimbang menuju Nunukan, Kalimantan Utara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Pulau Sebatik, tidak seperti di kota-kota lainnya, mobil disini terbilang langka. Dalam beberapa jam dapat dihitung dengan mudah berapa mobil yang melintas.
"Di sini ya masih sepi, tapi kehidupan di sini ya aman-aman aja. Di sini nggak ada itu begal-begal motor kayak di Jakarta, di sini kalau motor hilang dalam setengah jam bisa ketemu lagi. Di sini kecil wilayahnya," jelasnya.
Pulau yang memiliki 5 kecamatan ini, penduduknya gemar mengkonsumsi makanan laut. "Di sini suka makan ikan, udang, dan jenis makanan laut lainnya," imbuhnya.
Selain sepi, Pulau Sebatik juga minus hiburan bagi warganya. Alun-alun pun tidak ada di wilayah ini.
"Kalau butuh hiburan ya karaoke aja, di sini hanya karaoke hiburannya. Di sini pukul 21.00 WIB dan pukul 22.00 WIB juga sudah sepi," ungkap Randi.
(tfn/dha)