"Dia pesan, (ke semua orang) banyak-banyak salat. Dia juga pesan ke anak-anaknya, sekolah yang rajin," kata adik Zainal Abidin, Iwan Setiawan, usai berkunjung ke Nusakambangan, Selasa (28/4/2015).
Iwan menjelaskan, Zainal relatif tegar. Tepatnya berusaha tegar. Keluarga dan Zainal sempat salat Zuhur berjamaah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat dikunjungi pengacara dan keluarga, Zainal menyerahkan barang-barang yang dimiliknya. Ia berwasiat terkait hal itu. Jam tangan misalnya, Zainal ingin barang tersebut diberikan ke anaknya. Pakaian diberikan ke teman-temannya, sedangkan peralatan masak ditinggal di LP.
Pengacara Zainal, Ade Yuliawan, mengatakan hari ini pengamanan di Nusakambangan lebih ketat. Para terpidana dikelompokkan menurut keyakinan. "Sudah di ruangan masing-masing. Yang muslim ke musala, yang lain ke gereja," ungkapnya.
Pengunjung diminta sudah harus keluar pada pukul 13.30 WIB. Menurut informasi, eksekusi dilakukan tengah malam nanti atau Rabu dini hari. 12 Ambulans sudah masuk ke Nusakambangan, beberapa di antaranya mengangkut peti mati.
Zainal merupakan satu-satunya terpidana mati asal Indonesia yang akan dieksekusi Kejagung dalam gelombang kedua. Ia divonis 18 tahun penjara di PN Palembang pada 2001 karena menyimpan tiga karung ganja seberat 58,7 kilogram. Di tingkat banding, hukuman Zainal diubah menjadi hukuman mati. Grasinya ditolak. Pun halnya dengan PK.
(arb/try)