"Mestinya lebih baik. Karena saat ini rel kereta kita hanya bisa dilewati dengan kecepatan 120 km/jam. Semoga jika nantinya menggunakan rel yang lurus kereta akan semakin lebih cepat," jelas Jonan kepada detikcom, Minggu (26/4/2015).
Untuk perkembangan konsorsium proyek kereta cepat, Jonan tidak begitu mengetahui. Yang pasti dirinya masih ingin pemerintah tidak mengeluarkan uang untuk pembangunan transportasi yang hanya ada di tiga negara asia itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jonan menegaskan, sampai saat ini pihak perhubungan sangat mendukung proyek tersebut jika tidak menggunakan uang negara. Dan jika melihat dari arahnya, kemungkinan proyek ini akan dilakukan bersama negara Cina.
"Perhubungan sih mendukung. Dan kalau kesan saya ya begitu (akan mengarah ke Cina). Untuk alasannya nanti tanya Bu Rini karena yang pimpin BUMN," tutup Jonan.
Seperti diketahui, transportasi kereta cepat hanya ada di tiga negara di Asia dan tiga negara di Eropa. Jika Indonesia berhasil membangunya, transportasi ini akan sangat membantu mengurangi kemacetan di ibu kota.
(spt/jor)