Ahmad Taufan Damanik, merupakan wakil Indonesia untuk The ASEAN Commission on the Promotion and the Protection of the Rights of Women and Children (ACWC). Dia berada di Nepal karena diundang sebagai pembicara ahli dalam salah satu seminar di sana.
Usai kegiatan di Kathmandu, dia berangkat ke Pokhara, kota yang berjarak sekitar 150 kilometer dari Kathmandu Ibu Kota Nepal. Pada Sabtu (25/4/2015) siang dia sedang berjalan di Seti River dan Old Bazaar, sekitar 10 kilometer dari kota Pokhara.
"Tiba-tiba gempa keras sekali. Orang-orang berhamburan. Kami langsung balik ke hotel di dekat Danau Fewa," kata Taufan yang dihubungi Sabtu sore.
Disebutkan Taufan, setelah guncangan gempa yang besar itu, gempa lanjutan masih terus terjadi. Orang-orang masih dilanda ketakutan.
"Setiap kali gempa terjadi, orang-orang ketakutan dan lari keluar," kata Taufan.
Taufan memaklumi efek gempa terparah terjadi di Kathmandu. Rencananya besok dia akan bertolak ke kota tersebut, dan jika memungkinkan segera pulang ke Indonesia.
"Kalau memungkinkan, segera berangkat ke Indonesia, tetapi bandara masih tutup kabarnya," kata Taufan.
Gempa menyebabkan beberapa bangunan roboh di Kathmandu. Sejauh ini, setidaknya sudah 449 orang tewas dan jumlah korban jiwa diperkirakan terus bertambah. Saat kejadian ada 5 WNI yang diketahui sedang berada di Nepal, seorang di antaranya masih belum dapat dihubungi.
(rul/kha)