Kisah Sudarso Sopir Bajaj yang Berpartisipasi di Peringatan KAA

Kisah Sudarso Sopir Bajaj yang Berpartisipasi di Peringatan KAA

- detikNews
Sabtu, 25 Apr 2015 12:40 WIB
Bandung - Sudarso duduk di atas bajaj. Matanya berbinar, senyumnya merekah. Enam hari berada di Kota Bandung, pria berusia 45 tahun itu mengaku senang. Meski jauh dari istri, Sudarso bahagia bisa terlibat dalam peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA).

Kebahagiaannya pun bertambah saat sang istri memberi kabar telah melahirkan anak kedua pada 21 April lalu. Tak ingin melupakan moment bersejarah ini, Sudarso menamakan anaknya Diva Bragawati KAA.

"Malam jam 9 istri di kampung nelepon, katanya lagi di puskesmas udah kerasa. Jam 9 lebih 15, nelepon lagi udah lahir," ujarnya di sela-sela tugasnya menjadi sopir bajaj untuk mobilisasi wartawan KAA ini, Jumat (24/4/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengaku memang belum mempersiapkan nama. Namun saat tiba di Bandung, Sudarso mendapat ide. Bila anak keduanya lahir laki-laki, akan beri nama Muhammad Ridwan Kamil KAA.

"Karena saat tiba di Bandung, pas di Balai Kota, Pak wali kota yang pertama menaiki bajaj saya. Saya senang dengan pak wali kota, ramah, orangnya bermasyarakat. Saya ingin anak saya kaya dia," ujarnya yang mengaku sangat berharap anak keduanya laki-laki.

Dengan bersemangat, Sudarso menceritakan makna kepanjangan KAA. Menurut dia, sengaja anak keduanya diberi nama panjang KAA untuk mengabadikan event internasional tersebut.
Setelah mempertimbangkan sesaat, Sudarso memutuskan nama anaknya Diva Bragawati KAA.

"Braganya untuk mengabadikan selama saya menginap di Bandung di Jalan Braga. Watinya ambil dari Ibu Megawati, anaknya Soekarno," tuturnya.

Sudarso bersama 19 sopir bajaj lainnya merupakan anggota Komunitas Bajaj Gas (Kobagas). Mereka sudah berada di Bandung sejak 19 April lalu. Mereka diminta Perusahaan Gas Nasional (PGN) untuk terlibat dalam KAA.

Seharusnya akhir bulan ini, Sudarso pulang ke kampungnya di Bulungkulon, Kecamatan Ceukulo, Kudus, Jateng. Istrinya Rohimah (24) diprediksi akan melahirkan. Namun demi terlibat dalam Konferensi Asia Afrika (KAA), ia meminta izin istrinya.

"De (panggilannya pada istri) saya ditugaskan PGN ke bandung untuk KAA, gimana menurut ade? Istri saya bilang silakan aja. Soal lahiran katanya ga papa, doakan saja dari jauh, yang penting selamat," ujar bapak dua anak ini.

Ia pun menghibur istrinya. "Saya bilang, meski saya enggak ada, anggap saya ada di sampingnya saat lahiran," tuturnya.

Selama ini, sudarso memang tinggal terpisah dengan istrinya. Ia mencari nafkah di jakarta, dengan menjadi tukang bajaj. Istri bersama anak pertamanya yang berumur 10 tahun berada di kampung. "Saya pulang dua bulan sekali. Seharusnya bulan ini memang pulang," katanya.

Sudarso mengaku sangat bangga dan senang sekali terlibat dalam peringatan KAA kali ini. "Senang bisa anterin wartawan-wartawan yang meliput KAA. Banyaknya sih yang lokal, wartawan asing baru sekali," katanya.

Saat ditanya berapa honor yang diperolehnya dari KAA, Sudarso tak mau mengungkapkannya. "Ya adalah dari PGN. Tapi saya ga masalah dikasih honor berapa pun, saya ikhlas. Berada di sini saja, sudah sangat bahagia," katanya.

Selain honor, penginapan dan makan juga ditanggung. Para sopir bajaj ini dilarang meminta atau menerima uang dari wartawan yang meminta jasanya. "Banyak yang suka mau kasih, tapi saya tolak. Enggak boleh. Saya di sini buat melayani wartawan sukarela," katanya.

Rencananya hari ini Sudarso dan teman-temannya kembali ke Jakarta. Sama seperti saat ke Bandung, dia akan menyusuri jalur Purwakarta.

(ern/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads