Malam Penuh Canda Tawa di 'Negeri Drakula'

Laporan dari Bucharest

Malam Penuh Canda Tawa di 'Negeri Drakula'

- detikNews
Selasa, 21 Apr 2015 13:31 WIB
Malam Penuh Canda Tawa di Negeri Drakula
Pemberian cendera mata untuk Dubes RI untuk Rumania, Diar Nurbintoro (Elvan/detikcom)
Bucharest, - Di sela-sela kunjungan muhibah DPR RI, para anggota dewan menemui warga Indonesia yang tinggal di Ibukota Bucharest. Tak banyak warga Indonesia di 'negeri drakula' namun canda tawa para tamu undangan menjadikan suasana malam dingin di Bucharest menjadi lebih hangat.

Acara digelar di KBRI di Bucharest, dimulai sekitar pukul 19.00 waktu setempat. Di musim semi ini pukul 19.00 WIB, Senin (20/4/2015) belum gelap, meski udara dingin sekitar 10 derajat celcius mulai menusuk tulang.

Sekejap saja para tamu undangan yang terdiri dari delegasi DPR RI yang dipimpin Wakil Ketua DPR bidang Korkeu Taufik Kurniawan, dan diikuti Ketua Komisi V DPR Fary Djemi Francis, anggota Komisi V DPR Sudjadi, anggota Komisi I Muhammad Syafrudin, anggota Komisi X Helmy Faishal Zaini, dan anggota Komisi IX DPR Ansory Siregar, mulai menikmati santap malam ala Indonesia di Bucharest.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain delegasi DPR juga diundang WNI yang tinggal di Bucharest dari staf kedutaan dan para pelajar dan pekerja. Mereka terlihat akrab duduk di beberapa meja bundar yang disiapkan. Detikcom sendiri duduk semeja dengan beberapa diplomat muda RI di Rumania, mereka sangat hangat dan sangat bersemangat mengisahkan kisah hidup diplomat yang bergeser dari satu negara ke negara lainnya.

Semua menu makan malam khas Indonesia dan dimasak oleh staf kedutaan, ada nasi yang sudah seharian tidak ditemukan karena kebanyakan menu acara makan di Rumania adalah roti atau daging iris plus keju aneka macam. Malam tadi ada nasi, rendang, ayam goreng, bahkan ada juga rempeyek bikinan istri seorang diplomat muda.

"Ada 120 warga Indonesia di Rumania, bukan 120 ribu, 120 orang," kata Dubes RI untuk Rumania, Diar Nurbintoro, dalam sambutan tuan rumah. Seratusan hadirin pun tertawa.

Setelah itu satu persatu anggota DPR berbicara tentang sejumlah misi penting dalam rangkaian kunjungan muhibah yang merupakan undangan pemerintah dan parlemen Rumania ini. Semakin banyak anggota DPR berbincang, suasana makin hangat dengan canda tawa hadirin.

Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan mengawali dengan memperkenalkan sejumlah anggota delegasi. Ada cerita lucu setiap Taufik memperkenalkan mitranya.

"Helmi Faizal ini Menteri PDT, sampai sekarang masih menteri, jadi yang jadi itu penggantinya," kata Taufik disambut tawa seisi ruangan.

"Kalau Pak Ansory Siregar dari PKS, kelihatan ya. Bukan dari rambutnya tapi dari jenggotnya itu," Ansory Siregar pun tersenyum sementara seisi ruangan tertawa.

Taufik kemudian memaparkan sejarah kerjasama Indonesia-Rumania yang sudah berlangsung lebih dari 65 tahun. Pada tahun 1950 rumania juga jadi salah satu negara yang pertama kali mengakui kedaulatan Indonesia. Karena itu setelah sekian kali tertunda, akhirnya Taufik dan delegasi DPR bisa memenuhi undangan kunjungan ke Rumania.

Anggota Komisi V DPR dari PDIP Sudjadi pun naik ke atas panggung. Sudjadi bercanda tentang dunia politik.

"Jadi anaknya nanya, Pak kalau ada yang pergi ke partai lain itu namanya apa, jawabannya adalah pengkhianat. Lalu kalau anaknya bertanya, kalau ada orang partai lain yang masuk partai kita namanya apa pak, itu muallaf nak," kata Sudjati dengan logat jawa yang sangat khas, disambut tawa seisi ruangan.

Ansory Siregar yang sedari tadi disebut Taufik Kurniawan pun berkisah candaan tentang sosok warga Batak di Jakarta. Dia berkisah seorang warga Batak di Jakarta yang bertemu dengan warga asli Jawa yang berjualan bakso di Jakarta.

"Ada cerita orang Batak Karo di Jakarta lihat Monas, dia tanya sama tukang bakso itu, itu tugu tinggi sekali apa namanya, Monas jawab tukang bakso yang orang Jawa itu. Punya siapa tanya orang Batak itu, mboten ngertos jawab tukang bakso. Lalu dia ke bundaran HI, dia tanya apa itu besar sekali, itu hotel jawab tukang bakso, siapa yang punya? Tanya orang Batak itu dan dijawab lagi mboten ngertos.

Rupanya orang Batak tersebut terpukau dengan kehebatan 'mboten ngertos' yang punya Tugu Monas dan Bundaran HI. Di kampung dia pun menjual seluruh harta kakek moyangnya untuk kembali ke Jakarta dan belajar entrepreneur kepada si 'mboten ngertos' ini. Tapi pas kembali ke Jakarta yang terjadi justru sebaliknya.

"Di Semanggi ada nguing-nguing dari jauh, dia tanya kepada tukang bakso itu ada apa itu? Ada yang meninggal jawab tukang bakso itu. Siapa? Tanya orang Batak itu. Mboten ngertos, jawab tukang bakso tersebut polos. Si orang Batak pun nepuk jidat, waduh malah mati pula si 'mboten ngertos' ini, mau belajar dari mana pula aku," kata Ansory mengakhiri kisahnya disambut gelak tawa seisi ruangan.

Suasana pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam pun semakin hangat, hingga pertemuan ramah tamah ini berakhir sekitar pukul 09.00 waktu setempat karena delegasi DPR harus menemui undangan parlemen Rumania esoknya.

(van/bar)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads