Jumat (17/4/2015) detikcom melihat langsung kondisi bekas lahan gedung Garuda. Dengan menggunakan drone, setiap detail sisa-sisa bangunan diteliti.
Kini, yang ada hanya tanah merah lapang seluas sekitar 44 hektar. Tak ada bangunan sedikitpun, hanya tumbuhan hijau yang terlihat tumbuh di sekitar bekas bangunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam gambar yang terekam drone terlihat hanya sisa-sisa pondasi bangunan saja. Bangunan megah berbentuk Garuda yang ada di lokasi ini tak berbekas sama sekali. Tanah di sekitar lokasi ini juga seperti sudah dikeruk. Telihat ada beberapa truk besar parkir. Namun tak terlihat ada pekerja.
Di pinggir lahan bekas gedung Garuda, berdiri puluhan pemukiman warga. Pemukiman warga berbatasas langsung dengan Jl Narogong.
Untuk mencari bekas gedung itu, tidaklah mudah. Perlu bertanya kepada orang-orang di sekitar Jl Narogong Km 23, Cileungsi, Bogor, Jabar, untuk mengetahui posisi pastinya. Sebab kini bangunan megah yang mencolok tak lagi terlihat. Bahkan nama gedung yang dulunya terpatri di atas pagar beton di bagian depan, juga telah tertutupi lapak-lapak pedagang ilegal.
Saat masih berdiri, Graha Garuda Tiara Indonesia (GGTI) tampak memukau jika dilihat dari angkasa. Gedung itu diperuntukkan untuk wisma atlet, ruang konvensi, hotel, bahkan direncanakan ada juga 2 tower apartemen. Tapi kini bangunan megah ini telah musnah setelah diratakan pada 2014.
Proyek prestisius bernama Graha Garuda Tiara Indonesia (GGTI) memakan ongkos fantastis, disebut-sebut senilai Rp 75 miliar, dengan kurs kala itu Rp 2.194 per dolar AS. Proyek yang terletak di Jl Narogong Km 23, Cileungsi, Bogor, Jabar, ini dibangun mulai Februari 1995. Ratusan pekerja dikerahkan. Kualitas bangunannya pun kelas 1.
Tahun 2015, netizen memposting citra satelit terbaru lewat media sosial dan terlihatlah bahwa bangunan itu telah rata dengan tanah. Bangunan itu diratakan pada 2014.
(kha/kha)