8 Fakta Insiden F-16 Hibah AS Terbakar di Halim

8 Fakta Insiden F-16 Hibah AS Terbakar di Halim

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Kamis, 16 Apr 2015 12:10 WIB
8 Fakta Insiden F-16 Hibah AS Terbakar di Halim
Jakarta -

Pesawat tempur F-16 terbakar di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Pesawat hibah dari Amerika Serikat itu gagal take off setelah pilot melihat indikasi engine fire.

Pesawat buatan tahun 1980 ini terbakar pada Kamis 16 April 2015 sekitar pukul 08.15 WIB. Saksi mata bahkan mendengar suara ledakan. Pesawat itu dipiloti oleh Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono. Sang Pilot selamat dan mengalami cedera.

Kepala Staf TNI AU Marsekal Agus Supriatna mengaku peristiwa ini adalah pengalaman pertama yang TNI alami sejak tahun 1990. "Saya penerbang F-16 dari tahun 1990 belum pernah terjadi engine fire," kata Agus di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (16/4/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut 8 fakta ini:

1. Gagal Take Off

Pesawat F-16 meledak dan terbakar di Lanud Halim Perdanakusumah. Pesawat itu terbakar sesaat sebelum pilot mencoba untuk take off.

Seorang perwira menengah yang bertugas di Lanud Halim Perdanakusumah mengatakan pesawat itu sedang akan tinggal landas di Lanud Halim. Namun pesawat gagal naik ke atas karena muncul ledakan dari bagian belakang.

"Pesawat bablas. Gagal naik," ujar perwira itu, Kamis (16/4/2015).

Pilot yang mengemudikan pesawat itu Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono. Sang pilot berhasil menyelamatkan diri meski mendapatkan sejumlah luka.

"Saat ini sedang dirawat," ujar perwira tersebut.

2. Indikasi Fire

Jet F-16 terbakar di Halim Perdanakusumah. Pihak Angkatan Udara sudah mendapatkan informasi penyebab munculnya percikan api.

Pada pukul 08.15 WIB pagi tadi, ada empat pesawat yang akan lepas landas dari Lanud Halim. Tiga pesawat berhasil naik ke udara, pesawat terakhir mendapat masalah. Sang pilot melihat ada indikasi keluarnya api dari bagian belakang pesawat.

"Ketika pesawat keempat take off dengan nomor pesawat 1643, (pilot) melihat indikasi fire di bagian ekor pesawat, sehingga dia memutuskan untuk gagal take off," kata Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU Marsma TNI Hadi Tjahjanto di Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis (16/4/2015).

Pilot Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono lantas memutuskan untuk mengerem mendadak. Pada saat itu, pesawat sedang melaju dengan kecepatan sangat tinggi di landasan.

Proses pengereman inilah yang lantas menimbulkan api. Sedangan indikasi adanya api di belakang yang membuat si pilot gagal take off, belum diketahui secara pasti.

"Pesawat gagal take off sehingga harus berhenti dengan kecepatan tinggi dan brake roda sebelah kiri bergesekan dengan runway dan menimbulkan asap dan percikan api. Akan tetapi pesawat berhasil berhenti dengan sempurna dan pilot berhasil turun," sambung Hadi.

Hadi mengatakan pilot pesawat keluar dengan cara manual yakni membuka kanopi dan turun. Dia tidak menggunakan mode kursi lontar.

"Kanopinya masih utuh. Kalau pakai kursi lontar kan kanopinya sudah tidak ada," kata Hadi.

Pilot pesawat yakni Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono mendapatkan sejumlah luka. Karena dia melompat dari pesawat pada saat masih pesawat itu masih berjalan dengan kecepatan tinggi.

"Jadi posisi pilot pesawat keluar pada saat mendarat dalam kecepatan tinggi. Kalau lecet akibat proses keluar dari pesawat memang iya, tetapi tidak serius lukanya artinya tidak terbakar atau bagimana jadi bukan lecet luka serius," ujar Hadi.


3. Ledakan Kencang

Sempat terdengar ledakan sebelum jet tempur F-16 terbakar di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Suara tersebut terdengar cukup keras hingga ke lingkungan sekitar bandara.

Yulianto, seorang warga yang melewati lokasi kejadian sempat memotret saat pesawat terbakar dan mengeluarkan asap.

"Saya sempat dengar ledakan keras. Awalnya nggak ngeh itu suara apa, tapi ternyata ada pesawat terbakar," kata Yulianto saat dihubungi detikcom, Kamis (16/4/2015).

Dari foto yang dikirimkan Yulianto ke pasangmata.com terlihat asap pekat membubung tinggi dan api besar mengepung pesawat. Foto diambil dari jalan di dalam kompleks Halim yang berada di samping bandara. Saat itu Yulianto melakukan perjalanan dari Lubang Buaya ke Kampung Makasar, Jakarta Timur.

Yulianto mengatakan sebelum terdengar ledakan, dia sempat melihat ada 3 pesawat yang terbang dari lokasi terbakarnya F-16. Ketiganya berhasil terbang dengan selamat.

"Saya lihat sebelumnya banyak pesawat yang terbang juga di sana," ucapnya.

Saat Yulianto mengambil foto itu belum ada petugas pemadam kebakaran yang berada di lokasi. "Belum ada siapa-siapa, soalnya saya memfotonya pas baru meledak," katanya.

Pilot pesawat Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono berhasil lompat sebelum pesawat meledak. Dia mengalami cedera di siku dan leher, saat ini pilot sudah dilarikan ke rumah sakit.

KSAU Marsekal Agus Supriatna menyebutkan bahwa pesawat tersebut adalah hibah dari AS, baru tiba tahun lalu.

4. Pilot Letkol Firman Terluka

Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono berhasil menyelamatkan diri dari pesawat F-16 terbakar yang dipilotinya. Namun perwira menengah itu terluka.

"Mendapatkan luka di siku kiri mengelupas, punggung belakang panas, leher luka, luka kecil di siku kanan," ujar seorang perwira yang bertugas di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Kamis (16/4/2015).

Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, pesawat tempur F-16 yang terbakar di Bandara Halim saat ini sudah ditarik ke hanggar.

"Saat ini pesawat sudah ditarik ke hanggar," kata Hadi saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (16/4/2015).

Pilot Firman merupakan pilot spesialis pesawat tempur F-16 dan Hawk 100/200. Pilot berusia 41 tahun dan beranak 3 ini turut membawa pesawat F-16 hibah dari AS ke Indonesia pada Juli 2014.

5. Hibah AS

Sebuah pesawat F-16 gagal terbang dari Bandara Halim Perdanakusuma pagi tadi karena terbakar di bagian ekor. Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna mengatakan pesawat tersebut merupakan hibah dari Amerika.

"Pesawat itu baru datang, hibah dari Amerika, blok 25, pada saat take off, pada saat rolling, terjadi engine fire. Penerbangnya langsung melaksanakan abort pesawat. Karena engine-nya kebakaran," kata Agus kepada wartawan di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (16/4/2015).

Beruntung, menurut Agus, saat terjadi kebakaran di bagian ekor pesawat runway masih cukup. "Sehingga pesawat bisa berhenti," kata Agus.

Menurut Agus, terbakarnya pesawat F-16 tidak mengganggu penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma. Pesawat dengan nomor ekor TS1643 itu rencananya terbang pada pukul 08.15. Setelah mengetahui ada bagian ekor terbakar pilot pesawat Letnan Kolonel Pnb Firman Dwi Cahyono langsung keluar.

"Pesawat kemudian berhenti, pilot turun dan api dipadamkan," kata Kepala Dinas Penerangan Umum TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto ketika dikonfirmasi detikcom.

6. Buatan 1980-an

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna menyatakan ada 'hikmah' di balik insiden terbakarnya pesawat F-16 di Halim Perdanakusuma pagi ini. Menurut Agus, sebaiknya mendatangkan pesawat tempur baru.

"Itu pesawat Amerika, tahun 80-an. Teman-teman media bisa bantu saya, jadi kalau beli pesawat lebih baik yang baru," kata Agus kepada wartawan di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (16/4/2015).

Agus Supriatna mengatakan pesawat tersebut merupakan hibah dari Amerika. Insiden engine fire, kata Agus, sangat jarang terjadi.

"Pesawat itu baru datang, hibah dari Amerika, blok 25, pada saat take off, pada saat rolling, terjadi engine fire. Penerbangnya langsung melaksanakan abort pesawat. Karena engine-nya kebakaran," kata Agus

Menurut Agus, terbakarnya pesawat F-16 tidak mengganggu penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma. Pesawat dengan nomor ekor TS1643 itu rencananya terbang pada pukul 08.15. Setelah mengetahui ada bagian ekor terbakar pilot pesawat Letnan Kolonel Pnb Firman Dwi Cahyono langsung keluar.

7. Tiba di RI Juli 2014

Pesawat F-16 hibah dari AS yang dipiloti Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono terbakar di Landasan Udara Halim Perdanakusuma. Jet tempur buatan tahun 1980-an itu merupakan salah satu dari 32 alutsista TNI AU yang baru tiba pada bulan Juli 2014 lalu.

Tak lama setelah tiba di Tanah Air, pesawat-pesawat tersebut sempat terbang rendah di atas Istana Merdeka. Tepatnya saat HUT ke-69 RI.

Ke-32 pesawat tempur yang terbang dengan dua formasi tersebut terdiri dari empat jenis pesawat tempur, yaitu 8 F-16 Fighting Falcon, 8 Sukhoi, 10 T50i Golden Eagle, dan 8 Hawk 100/200.

Dari 8 F-16 yang dipamerkan, 3 di antaranya merupakan pesawat F-16 hibah asal AS. Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono, salah satu pilot kebanggaan Indonesia yang membawa salah satu jet tempur itu ke Indonesia dari AS.

"Pengalaman terbang yang menarik buat saya, pertama kalinya saya terbangkan F-16 dari Amerika Serikat negara pembuatnya ke Indonesia. Itu kan sangat jauh. Saya bangga bisa membawanya langsung. Dua pesawat lainnya oleh pilot AS," ujar Firman saat berbincang dengan detikcom, Jumat (15/8/2014) lalu.

Firman mengatakan, perlu waktu hingga 20 jam dengan 3 kali leg atau rute untuk membawa F-16 tiba di Tanah Air. Pertama penerbangan dari AS ke Alaska selama 5 jam. Dilanjutkan perjalanan dari AS ke Guam di Samudera Pasifik yang ditempuh 10 jam. Terakhir, dilanjutkan dari Guam ke Lanud Iswahyudi, Madiun yang ditempuh 5 jam.

"Nah pembelian 24 unit F-16 ini adalah langkah AU untuk membangun kekuatan menuju minimun essential force. Sehingga TNI AU lebih mampu menjaga kedaulatan RI di udara," sambung Firman yang mengaku pilot spesial untuk jet tempur jenis F-16 dan Hawk 100/200 ini.

Dari situs f-16.net, diketahui sejumlah spesifikasi pesawat F-16 blok 25. Pesawat itu pertama kali terbang pada tahun 1984. Berikut sejumlah datanya:

Mesin: One Pratt & Whitney F100-PW-220 turbofan. Diupgrade menjadi -220E standard.
Kecepatan maksimal short-endurance: Mach 2.02 (1.333 mph) pada ketinggian 40.000 kaki.
Kecepatan maksimal berkelanjutan: Mach 1.89 (1247 mph) di ketinggian 40,000 feet.
Dimensi: wingspan 31 kaki 0 inci, panjang 49 kaki 4 inci, tinggi 16 kaki 8 1/2 inchi, wing area 300 kaki persegi.
Berat: 18,238 pon dalam keadaan kosong, 26,463 pon keadaan normal, 42,300 pon berat maksimal saat take off.

8. Pertama Sejak 1990

Pasca terbakarnya pesawat tempur F-16 di Bandara Halim Perdanakusuma pagi tadi, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara akan mengkaji kembali semua pesawat hibah dari negara tetangga. Kepala Staf TNI AU Marsekal Agus Supriatna mengaku peristiwa ini adalah pengalaman pertama yang TNI alami sejak tahun 1990.

"Saya penerbang F16 dari tahun 1990 belum pernah terjadi engine fire," kata Agus kepada wartawan di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (16/4/2015).

Pesawat jet F-16 dengan nomor ekor 1643 itu menurut Agus buatan tahun 1980 dan hibah dari Amerika. "Pesawat itu baru datang, hibah dari Amerika, blok 25, pada saat take off, pada saat rolling, terjadi engine fire. Penerbangnya langsung melaksanakan abort pesawat. Karena engine-nya kebakaran," kata Agus.

Agus tak bisa memastikan bahwa terbakarnya pesawat yang dipiloti oleh Letnan Kolonel Pnb Firman Dwi Cahyono itu karena sudah tua alias uzur. "Yang jelas pasti ada sesuatu di engine-nya," papar Agus.

Saat ini pesawat F-16 yang terbakar tersebut sudah ditarik ke hanggar sehingga tidak mengganggu jalannya penerbangan di Bandara Halim. Bahkan Presiden Joko Widodo memastikan tetap terbang ke Bandung untuk meninjau persiapan 60 Tahun KAA sesuai jadwal. "Tetap (berangkat)," ujar Komandan Paspampres Mayjen TNI Andika Perkasa saat dikonfirmasi.

Presiden Jokowi dijadwalkan take off dengan pesawat kepresidenan Boeing Bussines Jet 2 sekitar pukul 10.30 WIB dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Halaman 2 dari 9
(aan/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads