Ujang bersama Kabasarnas Marsdya FHB Soelistyo meletakkan batu pertama tanda mulai dibangunnya monumen, Rabu (15/4/2015). Tugu ini dibangun di kawasan Pantai Umbang, Kumai, Kobar, Kalimantan Tengah, di mana lokasinya sekitar 40 menit dari posko gabungan SAR AirAsia di Pangkalan Bun.
"Tingginya nanti sekitar 45 meter, dan harapan kita dengan dibangun dan didirikannya monumen ini nanti kita bersama-sama dengan seluruh pihak yang terkait dengan penerbangan di sini nanti, di tepi pantai Sungai Umbang, jadi tempat berkumpul, tempat keluarga korban kumpul untuk tabur bunga," ungkap Ujang dalam acara peletakkan batu pertama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di tempat ini tiap tahun tanggal 28 Desember kita akan laksanakan tabur bunga, nanti kita sharing, seminar. Difasilitasi pemda dan dikoordinir oleh Basarnas, KNKT dan lain-lain. Harapan kita dengan adanya peletakkan batu ini maka nanti kita akan lanjutkan," kata Ujang.
"Di tempat 5 hektar ini kita bangun tempat berkumpul, melakukan seminar, kita undang dari mana-mana, baik dari luar dan dalam negeri. Bersama Basarnas dan lainnya untuk membicarakan hal-hal transportasi, jadi nggak cuma penerbangan tapi juga darat dan laut," sambungnya.
Dari baliho yang dipasang di lokasi acara, terlihat design monumen keselamatan berbentuk pesawat kertas. Menurut Ujang, desain monumen dibuat oleh anak-anak daerah yang difasilitasi oleh Dinas PU setempat. Dari beberapa desain yang dikumpulkan, ia memilih bentuk pesawat kertas untuk tugu monumen.
"Nanti anggarannya masuk di APBD perubahan. Pembangunan fisiknya mulai tahun depan. Harapan saya ini bisa selesai di era saya sebelum saya mengakhiri masa jabatan," tutur Ujang.
Kabasarnas sendiri mengaku sangat mendukung ide Bupati Kobar. Dengan adanya forum berkelanjutan, diharapkan akan ada solusi-solusi menurunnya angka kecelakaan transportasi.
"Saya dari komunitas penerbangan juga, makanya saya sangat mendukung sekali karena selama ini tingkat kecelakaan angkanya masih perlu diturunkan. Salah satunya adalah dengan bagaimana kita membudayakan safety atau keselamatan kepada kita sendiri dan masyarakat," jelas Soelistyo dalam kesempatan yang sama.
Dari segi fisik sendiri, monumen keselamatan diharapkan Kabasarnas dapat menjadi pengingat akan adanya upaya gotong royong dari segala unsur terkait SAR AirAsia. Budaya seperti itu yang menurutnya perlu dilakukan setiap unsur dan masyarakat Indonesia.
"Monumen fisik bentuknya untuk mengingatkan semangat gotong royong dan untuk mengenang keluarga kita yang menjadi korban. Tapi perlu diingat kecelakaan pesawat terbang bisa terjadi tidak cuma sama AirAsia aja. Bukan berarti AirAsia jadi ikon kecelakaan, bukan itu. Tapi apa yang dipetik dari kecelakaannya sendiri. Gotong royong," tandas Soelistyo.
Hadir dalam peletakkan batu Monumen Keselamatan adalah Presdir AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko, perwakilan KNKT, dan sejumlah pejabat daerah. Mengakhiri acara, tabur bunga pun dilakukan Ujang dan Soelistyo sebagai penghormatan bagi korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501.
(ear/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini