Seperti diketahui, logo KAA ke-60 tersebut memang simpel. Yakni angka 6 dan 0 yang dimodifikasi kemudian diberi warna merah dan hijau. Namun proses pemikiran dan menuangkan nilai historis lah yang membuat logo tersebut bukan sesuatu yang mudah.
"Ide bentuk itu bisa dimain-mainkan. Lingkaran (dalam angka 6 dan 0) bisa ditemukan di mana saja. Lingkaran itu ada dinamika ada gerak. Kita bawa esensi roda itu ke dalam logo ini," ujar Firman saat berbincang dengan wartawan di Jalan Citarum, Selasa (14/4/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada irisan antara lingkaran satu dan dua itu menceritakan kolaborasinya antar negara Asia dan Afrika," terang Firman.
Warna merah dalam logo tersebut melambangkan warna Asia, sementara warna hijau melambangkan warna Afrika.
"Dari sekian banyak negara-negara di Asia, kalau kita bahasakan dalam warna baik secara kultur atau masakan itu yang keluar merah. Kalau Afrika itu kan earthy, ada tanah dan tumbuhan, jadi warnanya hijau," ucap Firman.
Firman dan Yahya bekerja keras untuk membuat logo ini. Waktu yang diberikan oleh Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Rudiantara hanya satu malam saja.
"Biasanya bikin logo 3 bulan, ini satu malam. Malam itu kita kirim draft sekitar 4 sampai 5 logo. Yang terpilih yang ini. Lalu kita ubah anatominya menjadi semakin bagus," ucapnya.
(avi/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini