"Sempat mengalami kendala, dan tiga sekolah yang terkendala itu semuanya sudah bisa diatasi," jelas Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Kapuspendik) Kemendikbud Nizam usai inspeksi mendadak pelaksanaan UN hari kedua, di Jakarta dalam rilis Kemendikbud yang diterima, Selasa (14/4/2015).
Berdasar pemantauan dan evaluasi Kemendikbud, ada sekitar 3 sekolah yang mengalami gangguan hingga UN ditunda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, kendala terjadi di SMK Negeri 3 Kasihan Bantul, yaitu server di dua ruang dari tiga ruang yang dipakai ujian UN CBT tidak dapat berfungsi dengan baik. Hal itu terjadi pada saat siswa melaksanakan UN CBT sesi pertama. Setelah melakukan sinkronisasi dengan server pusat, siswa dapat melanjutkan ujian UN CBT, dengan konsekuensi penundaan sesi pertama menjadi pukul 16.00-18.00 Waktu Indonesia Barat.
Ketiga, SMKN 1 Pangkal Pinang yang mengalami masalah pada salah satu server, dari enam server yang digunakan untuk ujian. Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Kapuspendik) Nizam menjelaskan, sebagai alternatif penyelesaian, panitia memutuskan untuk mengalihkan waktu ujian menjadi keesokan hari (14/4).
Selain 3 sekolah itu mengalami gangguan server, peristiwa mati listrik saat UN berbasis komputer terjadi di Papua. Peristiwa mati listrik itu terjadi di SMK Negeri 2 Jayapura. Listrik padam 5 menit menjelang ujian berakhir namun soal yang sudah dijawab tetap aman tersimpan.
Sedangkan data detikcom selain 4 sekolah itu, gangguan UN berbasis komputer juga terjadi di Pekanbaru, Riau. Ada 2 sekolah sempat mengalami kendala yakni di SMA Cendana dan SMAN 8 Pekanbaru. Di SMA Cendana, seluruh komputer UN sempat tidak tersambung ke Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik). Sedangkan di SMAN 8 ada 1 komputer yang tidak tersambung. Namun masalah ini bisa teratasi.
Sebelumnya Mendikbud Anies mengatakan bahwa untuk kendala yang kerap ditakutkan para guru dan siswa seperti mati listrik, error hingga gagal login, solusinya mudah.
"Sebenarnya solusinya tinggal diulang saja. Karena seperti yang lain lain begitu diulang, berikan waktu yang cukup, langsung jalan. Cuma yang jadi masalah itu, begitu error lapor dulu, itu yang kemudian menjadi masalah. Ketika masalahnya selesai nggak lapor lagi," kata dia di Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakpus, Selasa (14/4/2015).
Anies menambahkan, sistem penilaian UN berbasis komputer ini adalah semua jawaban siswa disimpan di server sekolah setelah waktu UN selesai. Kemudian, server sekolah mengirimkan hasil UN siswa dengan disinkronisasi dengan server Kemendikbud.
"Jadi begitu mereka selesai, submit datanya, masuk ke dalam server sekolah. Setelah semua selesai nanti sekolah akan kirim ke server kita. Nanti data itu akan diberlakukan sama seperti hasil UN berdasarkan kertas. Secara teknis dengan komputer lebih cepat, namun karena sekarang masih ada yang memakai kertas, nanti akan kita umumkan secara bersamaan," jelad dia.
Ada 750 sekolah dari sekitar 70 ribu yang mengajukan diri untuk melaksanakan UN CBT. Namun hanya 585 yang dinilai siap mengadakan UN CBT, saat hari-H tinggal 556 sekolah saja yang akhirnya melaksanakan UN CBT.
(nwk/try)











































