Kisah Pembuat Logo 60 Tahun KAA, Ditelepon Menteri dan Bikin Semalam

Kisah Pembuat Logo 60 Tahun KAA, Ditelepon Menteri dan Bikin Semalam

Avitia Nurmatari - detikNews
Selasa, 14 Apr 2015 15:38 WIB
Jakarta - Logo angka 60 berwarna merah dan hijau sudah tersebar di jalanan Kota Bandung dan Jakarta serta di media-media untuk mempromosikan peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika. Rasa penasaran pun muncul, siapa yang membuat logo tersebut?

Firman Mustari (36) dan Muhammad Yahya (40), dua pekerja kreatif asal Kota Kembang Bandung inilah yang membuat logo 60 tahun KAA. Keduanya terkejut mendapatkan permintaan langsung dari Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Rudiantara, untuk membuat logo KAA.

Januari lalu, Firman tiba-tiba dihubungi Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Saat itu pria yang akrab disapa Emil tersebut meminta izin kepada Firman untuk memberikan nomor ponsel Firman kepada Menkominfo Rudiantara. Firman mengiyakan dan malam itu juga Firman dihubungi langsung oleh Rudiantara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kang Emil nelepon saya dia bilang 'nomor kamu saya forward ke kominfo, urusan Asia Afrika'. Malam itu Pak Rudiantara langsung nelepon dan minta ketemu besoknya," kisah Firman didampingi Yahya saat berbincang dengan wartawan di Jalan Citarum, Selasa (14/3/2015).

Firman menuturkan, setelah bertemu, saat itu juga Rudiantara meminta dibuatkan logo dalam waktu yang cukup singkat. Tanpa menunggu lama, Firman dan Yahya mengerjakan logo tersebut di kediaman Firman di kawasan Taman Cibunut dalam, Kota Bandung.

"Saya ketemu itu sabtu pagi, senin harus jadi karena mau dibawa ke rapat kabinet. Jadi saya dengan Kang Yahya bikin logo itu semalam saja. Enggak tidur," tutur Firman.

Tidak ada permintaan khusus dari Menkominfo terkait logo. Keduanya diberikan kebebasan untuk membuat logo KAA sekreatif mungkin namun tetap bermakna.

"Tidak ada permintaan khusus. Beliau sangat membebaskan. Kita gali sendiri Asia Afrika itu apa sih, apa yang mau kita tuangkan dalam logo itu," ucap alumni Desain Produk ITB itu.

Kini keduanya patut berbangga hati. Karya mereka bisa dilihat oleh seluruh khalayak baik masyarakat Indonesia sendiri maupun negara di Asia Afrika. Kerja keras semalam penuh membuat logo itu ikut menorehkan sejarah dalam persiapan KAA ke-60.

"Ya bangga, meskipun waktu bikinnya mah biasa aja. Sama kaya bikin logo lain, stress. Tapi akhirnya karya saya bisa dipakai dan semua orang bisa merasakan semangatnya," ungkap Firman.

Senada dengan Firman, Yahya juga mengaku bangga bisa terlibat dalam KAA ke-60 lewat karyanya.

"Waktu bikinnnya mah biasa aja, tapi waktu ngelewat di Pasupati terus anak saya bilang itu karya saya, baru kerasa banganya. Waktu bikin enggak ada perasaan apa-apa. Karena memang enggak ngotot juga," kata Yahya.

(avi/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads