Pertama kali para pencuri menjarah di makam seniman Sapto Hudoyo di kompleks makam seniman Giri Sapto, Imogiri, Bantul. Kedua, di makam maestro tari, Bagong Kussudiardjo di kompleks Makam Gunung Sempu, Kasiha, Bantul.
Kasus pencurian batu akik di makam Sapto Hudoyo terjadi sekitar seminggu yang lalu. Hal itu diketahui setelah penjaga makam kompleks tersebut, Jamhari dan Muswadi membersihkan bangunan cungkup makam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus serupa juga terjadi pada makam maestro seni tari Bagong Kussudiardjo di Gunung Sempu. Nisan almarhum Bagong terbuat dari batuan pancawarna yang di pesan dari Pacitan Jawa Timur sebelum meninggal. Setelah Bagong meninggal, batu pancawarna senilai Rp 5 juta itu dipasang.
Pihak keluarga almarhum yakni G. Djaduk Ferianto mengetahui ketika mulai ramai pemberitaan seputarnya hilangnya batu nisan di makam Sapto Hudoyo di Imogiri. Ketika Djaduk mengecek langsung nisan ayahnya, sudah kelihatan rusak bekas di congkel oleh pencuri. Beberapa batuan kecil juga berserakan di sekitar kompleks makam keluarga di Gunung Sempu.
(bgs/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini