Bus TransJ pertama kali meluncur pada Kamis 15 Januari 2004 sekitar pukul 11.00 WIB. Gubernur DKI saat itu Sutiyoso memimpin peresmian bus ini. Lokasi peresmian dilakukan di Senayan, Jl Sudirman, Jakarta Selatan.
Meski peluncuran berlangsung siang, banyak warga yang sejak pagi menunggu di halte-halte busway untuk mencoba bus ini. Warga sudah antre di sekitar halte busway yang ada di sepanjang Jalan Sudirman ini sejak pukul 07.00 WIB. Mereka berdesak-desakan di halte-halte tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun antusiasme warga 11 tahun lalu ini makin lama makin memudar. Bus berlajur khusus yang diharapkan bisa mengatasi kemacetan dan juga memberikan layanan yang nyaman justru pelayanannya makin mengecewakan.
Bus-bus tersebut makin lama makin bobrok bagian dalamnya. Belum lagi bus TransJ kerap mengalami insiden di jalanan saat mengangkut penumpang. Salah satu kecelakaan 'ajaib' yang terjadi pada TransJ ini adalah ban bus itu lepas saat melaju di jalanan. Kejadian mirip film komedi ini bukan hanya terjadi sekali, namun beberapa kali. (Baca: Lagi, Bus TransJ Alami Insiden Ban Copot di Matraman).
Selain ban copot, insiden yang pernah terjadi adalah bus tersebut terbakar. Kejadian ini juga sudah beberapa kali terjadi. Peristiwa terakhir bus TransJ terbakar terjadi pada 8 Maret lalu. Bus merek Zhongtong tersebut terbakar di Jl Gatot Subroto, Jakarta Pusat (Baca: Bus TransJ Koridor 9 Terbakar, Penumpang Berhasil Dievakuasi)
Selama 11 tahun ini, jalur bus TransJ juga jarang steril dari penyerobotan motor dan mobil pribadi. Kurangnya bus membuat busway lowong sehingga 'dibajak' kendaraan pribadi. Kurangnya bus ini juga membuat waktu tunggu penumpang di halte-halte bus menjadi lebih panjang. Terkadang penumpang harus antre panjang di halte-halte busway untuk mendapatkan bus.
Petugas kepolisian sudah sering melakukan sterilisasi di jalur busway. Saksi denda maksimal Rp 500 ribu juga sudah diterapkan untuk penerobos busway, namun tetap saja busway diserobot. Lowongnya busway karena kurangnya bus ditambah pengendara yang kurang taat aturan membuat busway terus diserobot.
Salah satu cara jitu untuk mengatasi penyerobotan busway mungkin bisa ditiru dari Kota Cambridge, Inggris. Di kota ini Besarnya trek busway disesuaikan dengan lebar chasis bus yang melintasinya. Pada bagian tengah dibiarkan bolong sehingga ditumbuhi rerumputan. Bentuk trek busway ini sangat mirip dengan rel kereta, namun bedanya jalur ini tidak dipasangi baja seperti rel KRL Commuter Line. (Baca: Busway Anti Penyerobotan Versi Inggris)
Lalu bagaimana kalau ada mobil nekat menyerobot? Karena lebarnya trek busway di Cambridge hanya cocok untuk bus, maka mobil yang nekat menyerobot akan nyangkut di trek tersebut. Mobil yang nekat menerobos akan masuk ke dalam parit di bagian tengahnya atau tersangkut di bagian samping jalur bus tersebut.
Apakah solusi yang ditawarkan sudah cukup atau Anda punya solusi lain terkait masalah ini? Silakan berbagi ide ke masalahsolusi@detik.com dengan subject masalah dan solusi. Jangan lupa sertakan kontak Anda.
Masalah solusi adalah program baru detikcom yang bertujuan untuk membantu mencarikan solusi terhadap masalah-masalah yang terjadi di masyarakat. detikcom akan mengumpulkan laporan masalah dari publik, kemudian menganalisis solusinya dengan pakar, hingga akhirnya mencoba merealisasikan solusi itu dengan pihak terkait.
(nal/mad)











































