Sesama Narapidana Diberdayakan Jadi Pengajar 'Sekolah' di LP Cipinang

Sesama Narapidana Diberdayakan Jadi Pengajar 'Sekolah' di LP Cipinang

- detikNews
Senin, 13 Apr 2015 18:27 WIB
Sesama Narapidana Diberdayakan Jadi Pengajar Sekolah di LP Cipinang
Jakarta - LP Cipinang memiliki 2 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang merupakan sekolah nonformal bagi para narapidana atau warga binaannya. Untuk tenaga pengajarnya, pihak LP ternyata memberdayakan narapidana lain yang mumpuni dalam hal akademis.

Dua PKBM yang ada di LP Cipinang adalah PKBM Pandu Pelajar Mandiri di LP bagian Narkotika dan PKBM Mandiri di LP Kelas I atau bagian dewasa. Kedua PKBM tersebut hari ini ikut melangsungkan Ujian Nasional (UN) untuk peserta didik yang mengikuti program paket C untuk mendapat kelulusan setara SMA/SMK.

Tampak berjaga di sekitar ruangan ujian, para pengajar PKBM. Selain petugas LP sendiri, para instruktur yang juga merupakan warga binaan LP terlihat harap-harap cemas memantau para muridnya mengerjakan soal-soal UN yang dibawakan oleh staf Sudin Pendidikan Jakarta Timur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya memang pengajar ada yang dari petugas, ada juga yang dari sesama warga binaan. Kita minta bantuan mereka, kan ada yang pendidikannya S1 atau S2," ujar Kepala PKBM Pandu Pelajar Mandiri Haidar Fikri di LP Narkotika Cipinang, Jl Bekasi Timur Raya, Jaktim, Senin (13/4/2015).

Menurut Fikri, warga binaan yang menjadi pengajar melakukan pekerjaannya tersebut secara sukarela. Berseragam hijau tanda pengajar, instruktur merasa terpanggil untuk membantu teman-temannya dalam hal mengenyam pendidikan.

"Mereka bantu sesama teman, panggilan hati mereka sendiri. Mereka puas membantu teman," kata Fikri.

Salah satu warga binaan yang menjadi instruktrur di PKBM Pandu Pelajar Mandiri adalah Ferdian Sjahriar. Narapidana narkotika yang divonis 8 tahun penjara tersebut memiliki latar belakang pendidikan yang terbilang cukup tinggi.

"Saya ditangkap 4 tahun lalu, vonis 8 tahun. Dipindahkan ke Cipinang 3 bulan lalu. Langsung mulai jadi staf pengajar. Saya lulusan S2 Teknik Infromatika," terang Ferdian di lokasi yang sama.

Pria yang sebelum masuk bui merupakan asisten dosen di Universitas Bina Nusantara itu mengaku ingin berbagi ilmu kepada rekannya yang masih kekurangan dalam hal pendidikan. Ada kebanggaan tersendiri yang ia rasakan saat membantu sesama warga binaan.

"Saya ingin mengamalkan ilmu pengetahuan saya, saya ingin berbagi. Saya bangga bisa membantu teman-teman. Di sini saya mengajar hampir semua pelajaran ya, khususnya Matematika, Bahasa Inggris, Geografi, dan IPA. Hampir semua," tutur Ferdian.

Ferdian pun berbagi kisah, menurutnya para warga binaan yang aktif dalam PKBM sangat antusias saat belajar sehari-harinya. Tak hanya saat di ruang kelas, narapidana dari berbagai usia itu pun bahkan membuat kelompok belajar dan tak segan bertanya kepada Ferdian di kompleks sel jika merasa kesulitan saat belajar.

"Teman-teman murid antusias semua, ternyata mereka nggak cuma untuk mendapat kegiatan saja melaui PKBM, mereka bener-bener ingin belajar. Ada kelas di ruangan, ada kelompok belajar juga di lingkungan dalam (sel). Mereka kadang suka tanya-tanya ke saya," ungkap pria berperawakan tinggi besar itu.

Bukan hanya jadi tenaga pengajar, warga binaan pun diberdayakan untuk mengatur atau mengkoodinasikan narapidana dalam program PKBM. Mereka dengan senang hati membantu warga binaan lain semampu mereka.

PKBM di LP Cipinang sendiri baru membuka kelas IPS untuk Paket C karena masih kekurangan tenaga pengajar bagi siswanya. Selain itu di LP Cipinang juga ada program Paket A dan Paket B sehingga warga binaan yang tidak terlalu tinggi akademisnya bisa membantu meski hanya dalam pelajaran membaca, menulis dan menghitung.

"Yang aktif di Paket C ada 56 orang. Paket B 30 orang dan Paket A 28 orang. Kalau saya ngajar calistung," tukas staf pengajar dari warga binaan lainnya, Agus alias Bagong menambahkan penjelasan Ferdian.


(ear/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads