"Awalnya, saya dan istri ke puskesmas Bidaracina di daerah Cawang tapi di tengah prjalanan air ketuban istri saya pecah. Saking paniknya, saya meminta orang terdekat puskesmas untuk mengantar ke RS Tambak," cerita Richie kepada wartawan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Senin (13/4/2015) petang.
Tangisnya pecah ketika dia menceritakan biaya persalinan itu menelan biaya hingga lebih dari Rp 28 juta. Pria kelahiran Padang Panjang itu pun putar otak karena pekerjaannya sebagai outsourcing kreditor di salah satu bank menyebabkan Richie kesulitan melunasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah boleh pulang, pas mau pulang diminta rincian administrasi sebesar Rp 28.224.302. Karena nggak punya dari kelas 1 dipindah ke kelas 3, tapi tagihan kamar tetap berjalan padahal nggak dapat pelayanan makan. Cuma bayar uang makan. Itu bisa sampai Rp 28 juta karena RS Tambak nggak bekerjasama dengan BPJS," lanjutnya.
Sebelum ingin mengadu nasibnya ini kepada Ahok, dia juga mengaku sudah menanyakan pada Kadinkes DKI Koesmedi perihal nasibnya. Richie pun diminta untuk meminta kelengkapan berkas dari rumah sakit. Dia membawa berkas dokumen, termasuk Surat Keterangan Tidak Mampu dari Ketua RT setempat.
Kini, dia berupaya meminta bantuan dari Ahok untuk meringankan beban pria yang tinggal di Kebon Jeruk, Jakarta Barat tersebut melunasi pembayaran istrinya. "Kiranya Pak Gubernur berkenan membantu bayar ke RS Tambak supaya anak dan istri bisa pulang," pungkasnya dengan raut wajah sedih.
(aws/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini