Lelaki berusia 83 tahun ini merasa bangga turut andil menyukseskan perhelatan KAA yang berlangsung 60 tahun silam. Waktu itu Landoeng memasuki umur 28 tahun. Selepas bekerja menjadi guru dan membuka les mata pelajaran, Landoeng meraih sepeda kayuh kesayangannya.
"Setelah Magrib, saya pakai sepeda ontel ke beberapa tempat di Kota Bandung untuk cari mobil," kata Landoeng sewaktu berbincang bersama detikcom, di Museum KAA, Jalan Braga, Kota Bandung, Jumat (10/4/2015) pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama dua minggu saya bisa kumpulkan 14 mobil antara lain merek Mercy, Dodge dan Impala. Waktu itu waktunya sudah mepet," ujarnya.
Dia mendapatkan ragam dari beberapa relasinya antara lain Muhammad Safak, Udin, Endang, dan Tubagus Drajat Marta. Satu orang itu ada yang meminjamkan dua hingga tiga mobil.
"Pemilik mobil tahunya kan saya guru. Saya sampaikan kalau mobil dipinjam untuk para delegasi. Karena kepercayaan mereka kepada saya, mobil-mobil itu bisa dibawa tanpa perlu disewa," ucap Landoeng.
Sebanyak 14 mobil itu lalu dikumpulkan bersama ratusan mobil yang disiapkan bagi para delegasi KAA.
"Sopir-sopirnya ialah polisi berpangkat perwira. Sebagian delegasi dan pimpinan negata diantar untuk rapat ke Gedung Dwiwarna di Jalan Diponegoro. Setelah itu kembali ke Hotel Homann. Saat hari terakhir, mobil digunakan untuk mengantar delegasi ke Bandara Husein Sastranegara," tuturnya.
(bbn/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini