Berdasarkan keterangan saksi mata, Dul Usman, kejadian berawal karena sejumlah angkot M 44 mengetem di dekat rel kereta api dan menghalangi palang penutup lintasan kereta Stasiun Tebet. Seorang petugas pengamanan stasiun telah mengingatkan berulang kali namun sopir-sopir angkot ini tetap ngeyel dan mengabaikannya.
"Ngetem di rel kereta, palang mau turun nggak bisa-bisa. Jadi macet juga. Dipukul pakai tongkat sampai kacanya pecah sama PAM stasiun, orang Marinir, baru pada minggir," ujar Dul yang bekerja sebagai security di ruko sebelah Stasiun Tebet, Jl KH Abdullah Syafi'ie, Jaksel, Sabti (11/4/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada demo, rame banget tadi pagi. Sopir-sopir M 44 yang lewat pada diberhentiin suruh demo, solidaritas lah. Tapi banyak yang nggak mau juga, pada milih narik. Kalau demo kan nggak dapet duit," kata Dul.
"Bandel emang M 44, dibilangin susah. Emang mesti digituin, kalau bukan TNI nggak ada yang ditakutin. Padahal dah banyak yang melintir dihajar kereta, sering. Setahun bisa 2 kali, tetep aja nggak kapok-kapok. Gara-gara ngetem deket sama rel," sambungnya.
Hal senada diucapkan oleh seorang tukang ojek, Sobir, yang sehari-harinya mangkal di dekat Stasiun Tebet. Saat kejadian, kata Sobir, memang tak ada petugas Dishub sehingga petugas Stasiun Tebet harus turun menertibkan lalu lintas.
"Emang paling-paling M 44 tuh. Ngehalangin jalan terus. Ini mobil mau masuk ke ruko aja kan susah dihalangin pada ngetem. Tadi nggak ada dari Dishub, orang Dishub adanya cuma Senin sampai Jumat aja. Sabtu-Minggu nggak ada yang jaga. Tadi baru ada siang gara-gara kejadian itu," tutur Sobir di lokasi yang sama.
Sementara itu pihak Stasiun Tebet saat dikonfirmasi menyatakan insiden pemecahan kaca sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Beberapa perwakilan sopir M 44 sempat bertemu dengan Kepala Stasiun Tebet. Pihak stasiun akan mengganti kerugian akibat pecahnya kaca angkot M 44.
(ear/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini