Gerakan deparpolisasi, kata Megawati, selalu mengatasnamakan independensi, dan bahkan menyebut partai politik adalah beban demokrasi. Putri pertama mendiang Presiden Sukarno itu pun tak memungkiri adanya berbagai kelemahan di partai politik saat ini.
Namun dia mengaku tak rela jika disebut bahwa partai politik hanya sebagai ornamen demokrasi, dan sekadar alat tunggangan kekuasaan politik. "(Itu) sama saja mengerdilkan makna dan arti kolektivitas partai yang berasal dari rakyat," kata Mega saat membuka Kongres IV Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Kamis (9/4/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka adalah kaum oportunis. Mereka tidak mau berkerja keras membangun Partai. Mereka tidak mau mengorganisir rakyat, kecuali menunggu, menunggu, dan selanjutnya menyalip di tikungan," kata Presiden ke-5 Indonesia itu.
Tentu bukan tanpa musabab ketika Megawati tiba-tiba menyebut ada gerakan deparpolisasi yang ingin memisahkan Jokowi dari partai pengusung. Apalagi tiga bulan terakhir ini hubungan Presiden Jokowi dengan PDIP sebagai partai pengusung utama disebut tengah tak harmonis.
Ada pihak ketiga yang disebut ingin memisahkan Jokowi dari Megawati. Sejumlah politisi PDIP 'menyerang' lingkaran dalam Presiden Jokowi yakni; Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno.
Pekan lalu Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Hanura Akbar Faizal juga mengkritik langkah Luhut yang mengangkat sejumlah lulusan Harvard University sebagai Deputi Staf Kepresidenan. (baca juga:Rintihan Hati Akbar Faizal).
Sepekan setelah Akbar Faizal yang juga mantan Deputi Tim Transisi Jokowi-JK mengkritik Kepala Staf Kepresidenan, hari ini Megawati menyebut ada kaum oportunis yang 'menyalip di tikungan'.
Sayang Megawati yang kembali terpilih sebagai Ketum PDIP 2015-2020 itu tak menyebut identitas kaum oportunis itu. Lalu, siapa yang ingin 'menyalip di tikungan'?
(erd/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini