|
Foto: ABC Australia
|
|
Foto: ABC Australia
|
|
Foto: ABC Australia
|
1. Buaya Ditembak Mati karena Mangsa Pegolf Afsel
|
Foto: Facebook
|
Pegolf yang juga penyelam handal, Jacques van der Sandt (29) diserang di dalam air oleh buaya tersebut pada Rabu (3/12) malam waktu setempat. Akibat serangan tersebut, Sandt kehilangan nyawanya. Demikian seperti dilansir Reuters, Jumat (5/12/2014).
Otoritas setempat terpaksa menembak mati si buaya untuk mengevakuasi jasad Sandt yang ditemukan terjepit di rahang buaya tersebut. Insiden ini terjadi di danau Lake Panic yang memang dekat dengan area golf setempat.
"Buaya tersebut menjepitnya di mulut dan berenang di dalam air bersama dengannya," terang pelaksana tugas kepala Kruger National Park, Danie Pienaar kepada media setempat 702 Talk Radio.
Media setempat melaporkan, Sandt berada di bawah pengaruh alkohol ketika dia berenang di danau untuk mencari bola golfnya yang terlempar ke dalam air. Dia terjun ke air yang merupakan habitat si buaya.
1. Buaya Ditembak Mati karena Mangsa Pegolf Afsel
|
Foto: Facebook
|
Pegolf yang juga penyelam handal, Jacques van der Sandt (29) diserang di dalam air oleh buaya tersebut pada Rabu (3/12) malam waktu setempat. Akibat serangan tersebut, Sandt kehilangan nyawanya. Demikian seperti dilansir Reuters, Jumat (5/12/2014).
Otoritas setempat terpaksa menembak mati si buaya untuk mengevakuasi jasad Sandt yang ditemukan terjepit di rahang buaya tersebut. Insiden ini terjadi di danau Lake Panic yang memang dekat dengan area golf setempat.
"Buaya tersebut menjepitnya di mulut dan berenang di dalam air bersama dengannya," terang pelaksana tugas kepala Kruger National Park, Danie Pienaar kepada media setempat 702 Talk Radio.
Media setempat melaporkan, Sandt berada di bawah pengaruh alkohol ketika dia berenang di danau untuk mencari bola golfnya yang terlempar ke dalam air. Dia terjun ke air yang merupakan habitat si buaya.
2. Buaya 4,2 Meter Dibunuh karena Mengejar Pejalan Kaki
|
Foto: ABC Australia
|
Parks Australia, lembaga yang mengurusi pertamanan di Australia mengatakan kedua orang tersebut sedang berjalan melewati padang ilalang tinggi ketika buaya itu menyerang. Begitu besarnya buaya tersebut, sehingga kemudian diperlukan traktor untuk mengangkatnya, demikian dilansir dari ABC Australia pada Kamis (22/1/2015) lalu.Β
Menurut salah seorang petugas Parks Australia Sam Storer, buaya yang dibunuh besar kemungkinan baru saja berlaga dengan buaya lainnya dan memang dalam kondisi kelaparan bila melihat berat badannya yang berada di bawah normal. Buaya tersebut diperkirakan berumur sedikitnya 16 tahun.
2. Buaya 4,2 Meter Dibunuh karena Mengejar Pejalan Kaki
|
Foto: ABC Australia
|
Parks Australia, lembaga yang mengurusi pertamanan di Australia mengatakan kedua orang tersebut sedang berjalan melewati padang ilalang tinggi ketika buaya itu menyerang. Begitu besarnya buaya tersebut, sehingga kemudian diperlukan traktor untuk mengangkatnya, demikian dilansir dari ABC Australia pada Kamis (22/1/2015) lalu.Β
Menurut salah seorang petugas Parks Australia Sam Storer, buaya yang dibunuh besar kemungkinan baru saja berlaga dengan buaya lainnya dan memang dalam kondisi kelaparan bila melihat berat badannya yang berada di bawah normal. Buaya tersebut diperkirakan berumur sedikitnya 16 tahun.
3. Dendam Suami pada Buaya Pemangsa Istri
|
Foto: BBC
|
Suaminya, Mubarak Batambuze, merasa hancur. Nabire sedang hamil saat dia meninggal, dan ia tidak hanya kehilangan istri tapi juga anaknya yang belum lahir. Dia merasa tak berdaya. Namun, kemudian pada bulan lalu ia mendengar buaya itu kembali lagi. Nelayan berusia 50 tahun itu kemudian pergi ke danau dengan beberapa orang temannya. "Saya lihat hewan itu seperti monster raksasa, dan kami mencoba melawannya dengan batu dan tongkat. Tapi tidak ada yang bisa kami lakukan," katanya.
Lalu Batambuze mendatangi pandai besi setempat. Dia merogoh uang sebesar Rp50.000 untuk membeli tombak dari pandai besi. Jumlah uang yang cukup besar untuk Batambuze, tapi ia bertekad untuk membunuh binatang yang telah menghancurkan masa depannya. Berbekal tombak baru yang dirancang khusus dengan duri di satu sisi, Batambuze melompat ke dalam danau ketika buaya itu masih berada di sana.
Teman-temannya merasa ketakutan dan mengingatkan untuk tidak menyerang binatan buas itu. Tapi Batambuze bersikeras agar mereka menemaninya. "Saya telah gagal membunuhnya saat pertama kali," katanya kepada mereka, "Saya tidak peduli jika saya mati membunuh binatang ini. Saya akan membuat binatang ini mati dengan tombak ini."
Seorang penjaga hutan dari Wildlife Authority, Uganda, Oswald Tumanya, mengatakan buaya itu memiliki panjang lebih dari empat meter dan berat sekitar 600 kg.
"Saya sangat ketakutan tapi yang membantu saya adalah tombak," kata Batambuze.
Ia mengikat seutas tali di ujung tombak sehingga begitu mata tombak berada di tubuh buaya, ia bisa menariknya dan melukai daging si buaya.
"Saya menusukkan tombak ke bagian samping tubuh buaya itu dan teman-teman saya melempari batu ke punggungnya, hewan itu kemudian membuka mulutnya dan berusaha menyerang saya.
"Pertempuran itu berlangsung sangat berat, dan kami diliputi ketakutan. Tapi saya sudah bertekad, dan saya tidak takut mati. Saya hanya ingin buaya itu mati."
Setelah satu setengah jam bertarung, buaya itu akhirnya mati.
3. Dendam Suami pada Buaya Pemangsa Istri
|
Foto: BBC
|
Suaminya, Mubarak Batambuze, merasa hancur. Nabire sedang hamil saat dia meninggal, dan ia tidak hanya kehilangan istri tapi juga anaknya yang belum lahir. Dia merasa tak berdaya. Namun, kemudian pada bulan lalu ia mendengar buaya itu kembali lagi. Nelayan berusia 50 tahun itu kemudian pergi ke danau dengan beberapa orang temannya. "Saya lihat hewan itu seperti monster raksasa, dan kami mencoba melawannya dengan batu dan tongkat. Tapi tidak ada yang bisa kami lakukan," katanya.
Lalu Batambuze mendatangi pandai besi setempat. Dia merogoh uang sebesar Rp50.000 untuk membeli tombak dari pandai besi. Jumlah uang yang cukup besar untuk Batambuze, tapi ia bertekad untuk membunuh binatang yang telah menghancurkan masa depannya. Berbekal tombak baru yang dirancang khusus dengan duri di satu sisi, Batambuze melompat ke dalam danau ketika buaya itu masih berada di sana.
Teman-temannya merasa ketakutan dan mengingatkan untuk tidak menyerang binatan buas itu. Tapi Batambuze bersikeras agar mereka menemaninya. "Saya telah gagal membunuhnya saat pertama kali," katanya kepada mereka, "Saya tidak peduli jika saya mati membunuh binatang ini. Saya akan membuat binatang ini mati dengan tombak ini."
Seorang penjaga hutan dari Wildlife Authority, Uganda, Oswald Tumanya, mengatakan buaya itu memiliki panjang lebih dari empat meter dan berat sekitar 600 kg.
"Saya sangat ketakutan tapi yang membantu saya adalah tombak," kata Batambuze.
Ia mengikat seutas tali di ujung tombak sehingga begitu mata tombak berada di tubuh buaya, ia bisa menariknya dan melukai daging si buaya.
"Saya menusukkan tombak ke bagian samping tubuh buaya itu dan teman-teman saya melempari batu ke punggungnya, hewan itu kemudian membuka mulutnya dan berusaha menyerang saya.
"Pertempuran itu berlangsung sangat berat, dan kami diliputi ketakutan. Tapi saya sudah bertekad, dan saya tidak takut mati. Saya hanya ingin buaya itu mati."
Setelah satu setengah jam bertarung, buaya itu akhirnya mati.
4. Warga Aceh Bakar Buaya karena Diduga Makan Manusia
|
Foto: Dok Detikcom
|
Kepala BKSDA Aceh, Genman Hasibuan, mengatakan, buaya tersebut ditangkap oleh tim BKSDA di rawa-rawa tak jauh dari lokasi hilangnya seorang warga Aceh Singkil. Usai ditangkap, petugas mengevakuasi buaya yang masuk perangkap ke daratan.
Penangkapan buaya di Kecamatan Singkil itu dilakukan pada Minggu (5/4/2015). Berdasarkan keterangan dari masyarakat, lokasi tersebut merupakan habibat buaya. Pada Minggu (29/3/2015) lalu, seorang warga Siti Ambia, Kecamatan Singkil, Aceh Singkil, Yusril (43) hilang setelah diseret buaya.
Warga di sana melakukan pencarian ke lokasi tempat korban hilang dengan menyusuri sungai. Korban diseret buaya ke semak-semak di pinggir sungai. Beberapa hari setelah Yusril hilang, warga di sana menemukan bagian isi perut manusia.
Seminggu berselang, petugas BKSDA Aceh yang diturunkan ke sana berhasil menangkap seekor buaya tak jauh dari lokasi korban hilang. Buaya tersebut rencananya akan dibawa ke kantor polisi untuk diamankan sementara sebelum diboyong ke kantor BKSDA di Banda Aceh.
"Masyarakat langsung mengambil buaya yang masih dalam perangkap kemudian membawa ke rumah korban. Petugas kita sudah meminta agar buaya ini diamankan di kantor polisi dulu," jelas Genman.
Tiba di rumah korban di Desa Siti Ambia, warga menyiram buaya yang masih dalam kerangkeng besi dengan menggunakan bensin. Masyarakat kemudian membakar reptil tersebut hingga mati.
"Setelah buaya mati, kemudian warga membelah perut buaya. Tapi tidak ditemukan bagian tubuh korban," ungkap Genman.
4. Warga Aceh Bakar Buaya karena Diduga Makan Manusia
|
Foto: Dok Detikcom
|
Kepala BKSDA Aceh, Genman Hasibuan, mengatakan, buaya tersebut ditangkap oleh tim BKSDA di rawa-rawa tak jauh dari lokasi hilangnya seorang warga Aceh Singkil. Usai ditangkap, petugas mengevakuasi buaya yang masuk perangkap ke daratan.
Penangkapan buaya di Kecamatan Singkil itu dilakukan pada Minggu (5/4/2015). Berdasarkan keterangan dari masyarakat, lokasi tersebut merupakan habibat buaya. Pada Minggu (29/3/2015) lalu, seorang warga Siti Ambia, Kecamatan Singkil, Aceh Singkil, Yusril (43) hilang setelah diseret buaya.
Warga di sana melakukan pencarian ke lokasi tempat korban hilang dengan menyusuri sungai. Korban diseret buaya ke semak-semak di pinggir sungai. Beberapa hari setelah Yusril hilang, warga di sana menemukan bagian isi perut manusia.
Seminggu berselang, petugas BKSDA Aceh yang diturunkan ke sana berhasil menangkap seekor buaya tak jauh dari lokasi korban hilang. Buaya tersebut rencananya akan dibawa ke kantor polisi untuk diamankan sementara sebelum diboyong ke kantor BKSDA di Banda Aceh.
"Masyarakat langsung mengambil buaya yang masih dalam perangkap kemudian membawa ke rumah korban. Petugas kita sudah meminta agar buaya ini diamankan di kantor polisi dulu," jelas Genman.
Tiba di rumah korban di Desa Siti Ambia, warga menyiram buaya yang masih dalam kerangkeng besi dengan menggunakan bensin. Masyarakat kemudian membakar reptil tersebut hingga mati.
"Setelah buaya mati, kemudian warga membelah perut buaya. Tapi tidak ditemukan bagian tubuh korban," ungkap Genman.
Halaman 2 dari 12











































