Trio singa itu adalah Kepala Staf Kepresidenan Luhut Pandjaitan, Seskab Andi Widjajanto, dan Menteri BUMN dan Menteri BUMN Rini Soemarno.
Hari ini dua di antaranya sedang jadi perbincangan panas di jagat politik nasional. Manuver keduanya jadi sorotan publik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kita cari orang-orang baik sekarang ada anak-anak muda dari Harvard yang mau selesai (studi). Enam orang anak Indonesia itu mau masuk di kita. Tapi baru masuk bulan Juli (2015) kali," kata Luhut di Gedung III Sekretariat Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Kamis (2/4) lalu.
Siapa nyana kebanggaan Luhut justru memantik sakit hati para loyalis Jokowi yang sama-sama pernah duduk di Tim Transisi. Orang itu adalah Akbar Faizal, yang banyak disebut sebagai satu-satunya deputi Tim Transisi Jokowi-JK yang tak masuk pemerintahan atau mendapat jabatan elite setelah Pilpres.
Politikus Nasdem itu pun mengirim pesan kepada Deputi II Kantor Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho. Pesan berisi 'rintihan hati' Akbar Faizal itu bocor ke Twitter. Dalam pesan itu Akbar berharap Luhut berhenti bicara soal lulusan Harvard masuk Istana.
"Tapi saya nggak memikirkannya. Saya hanya minta kalian di sana berhenti melakukan hal yang tak perlu seperti deklarasi soal Harvard yang akan masuk Istana," tulis Akbar dalam komunikasi grup.
Luhut memang posisinya cukup kuat di pemerintahan Jokowi-JK. Belakangan eks Wantim Golkar ini juga jadi penghubung sejumlah elite parpol KMP maupun KIH yang ingin berkomunikasi dengan Presiden Jokowi.
Trio singa kedua yang membuat heboh adalah Seskab Andi Widjajanto. Andi disebut-sebut sebagai pihak yang memfinalisasi Pepres soal kenaikan tunjangan DP mobil Rp 210 juta untuk pejabat negara.
"โProsesnya sudah cukup lama ya bulan Februari surat dari DPR dikirimkan pada Presiden kemudian dibahas di Kementerian Keuangan dan kemudian difinalisasi di Seskab," ujar Mensesneg Pratikno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/4/2015).
Suasana semakin heboh karena masyarakat menolak Perpres yang diteken Presiden Jokowi tersebut. Presiden Jokowi memang tak bilang kecolongan namun sang presiden mengaku melewatkan sejumlah tahapan dalam pembuatan perpres.
Lalu apakah manuver dua dari Trio Singa itu akan berdampak lebih luas lagi?
(van/nrl)











































