"Beras itu dicampur dengan beras MCS, beras menir, dan beras jitay yang kemudian dikemas ke dalam berbagai merek terkenal," ujar Kasat Reskrim Kompol Wirdhanto dalam jumpa pers di kantornya, Jalan Ki Hajar Dewantara, Selasa (31/3/2015).
Wirdhanto mengatakan beberapa jenis beras tersebut dijual kepada konsumen rumahan. Untuk mengelabui konsumen, sistem pemesanan dilakukan dengan order.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan hasil temuan di lapangan pihaknya telah melakukan olah TKP. Polisi kemudian mengamankan dan mengumpulkan barang bukti.
"Selain itu kita juga meminta keterangan saksi ahli. Barang bukti yang kita sita 6 karung beras Rojo Lele ukuran 10 kilogram hasil oplosan, 5 karung beras ramos ukuran 10 kilogram hasil oplosan, 1 karung beras Rojo Lele Super ukuran 20 kilogram hasil oplosan, dan 1 karung beras MCD ukuran 50 kilogram. Beras MCS sendiri didapat dengan harga murah dari petani langsung," tuturnya.
Keduanya mengoplos beras menir dengan beras MCS untuk memperoleh untung lebih banyak. Selama ini beras menir sendiri biasa digunakan untuk pakan bebek.
"Jual beras sendiri untung dikit, pedagang sendiri memanfaatkan untung dari selisih harga penjualan dalam liter, sedangkan kalau sampai dioplos dengan beras menir itu keterlaluan karena dari pabrik sendiri memang sudah dipisahkan mana beras menir mana yang kualitas bagus," ujar Beben, mantan pedagang beras di lokasi terpisah.
Beben mengatakan biasanya beras menir dibeli oleh peternak bebek. Harga beras menir sendiri lebih murah dibanding beras kualitas rendah.
"Makanya kenapa bentuknya kecil-kecil, karena biasanya dibeli untuk pakan bebek oleh peternak," ujarnya.
(edo/gah)