5 Fakta Misteri Kematian Mahasiswa FMIPA di Danau UI

5 Fakta Misteri Kematian Mahasiswa FMIPA di Danau UI

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Selasa, 31 Mar 2015 15:17 WIB
5 Fakta Misteri Kematian Mahasiswa FMIPA di Danau UI
Foto: Akseyna Ahad Dori (Facebook)
Jakarta -

Jasad Akseyna Ahad Dori (18) mengapung di Danau Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat. Tewasnya Mahasiswa S1 Program Studi Biologi Fakultas MIPA-Universitas Indonesia (UI) ini masih menyisakan tanda tanya.

Jasad Akseyna ditemukan oleh mahasiswa semester VI FISIP UI, Fauzi, pada Kamis 26 Maret 2015 pukul 09.55 WIB. Saat itu, Fauzi melintas di trotoar tepi danau dan melihat ada tangan yang menyembul di air. Dia memberi tahu ke satpam. Informasi itu diteruskan ke polisi di Pospol UI, dekat Stasiun KA Pondok Cina.

Akseyna diduga telah meninggal dunia beberapa hari lalu. Saat ditemukan, ada luka akibat benda tumpul dan ada batako yang terikat di tubuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, polisi menemukan secarik kertas yang berisikan Akseyna meminta untuk tidak dicari. Pria yang juara regional Olimpiade Biologi ini juga pernah menumpahkan curahan hatinya kepada Ibu karena tidak diikutkan olimpiade di tingkat nasional.

Jasad Akseyna dikenali orangtuanya dari ciri fisik dan juga saputangan sang ayah yang dibawanya. Hingga kini, kematian Akseyna yang dikenal jenius oleh teman-temannya ini masih diselidiki aparat kepolisian.

Berikut 5 fakta ini:

1. Luka dan Batako

Di tengah hujan deras, aparat Polsek Beji dan Polresta Depok mengangkat sesosok mayat pria di danau yang terletak d sisi utara Balairung UI. Tak ada identitas di tubuhnya. Diduga ia korban pembunuhan.

Mayat pertama kali ditemukan seorang mahasiswa pada pukul 09.00 WIB, Kamis (26/3/2015). Setelah dilaporkan, polisi pun mengevakuasinya. Korban sepatu kets warna hitam, celana jeans kelabu, dan kaos putih.

"Ini nggak ada indentitasnya," sebut Kanit Reskrim Polsek Beji, AKP Syah Johan, di lokasi.

Diduga, korban sudah beberapa hari tewas. Ada batako yang terikat di tubuh korban. Kemungkinan besar, ia sengaja ditenggelamkan.

"Ini sepertinya pembunuhan. Ada batako yang terikat ke mayat itu supaya tenggelam," sebut Choki Tambunan, mahasiwa UI yang ikut melihat ke TKP.

Penemuan mayat mengundang perhatian sivitas akademika UI. Tampak puluhan mahasiswa dan karyawan menyaksikan olah TKP.

Ada bekas kekerasan benda tumpul di kening korban. Hingga pukul 12.00 WIB, jenazah masih diperiksa polisi dan siap dikirim ke rumah sakit untuk pemeriksaan lanjutan.

2. Surat Wasiat

Mahasiswa S1 program studi Biologi angkatan 2013 Fakultas Matematika dan IPA UI Aksyena Ahad Dori (18) yang ditemukan mengambang di Danau UI, Beji, Depok, meninggalkan pesan sebelum kematiannya di kamar kosnya di Kukusan. Dalam pesan yang ditulis di secarik kertas itu, korban meminta untuk tidak dicari.

"Korban menulis di kertas dengan tulisan :will not return for please dont search for existence my apologres for everyting eternally," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (31/3/2015).

Pesan tersebut ditemukan di kamar kostnya di Wisma Widya 208 Jl Kabel Tegangan Tinggi No 3 RT04/05 Kukusan, Beji, Depok. Pesan itu ditemukan aparat polisi yang memeriksa kamar kostnya.

Martinus menjelaskan, korban merupakan mahasiswa Fakultas MIPA Jurusan Biologi Semester IV Universitas Indonesia (UI). Korban merupakan warga asal Kampung Griya Avia Ceria Jl Elang No 4 Tegalsari, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

"Korban berhasil diidentifikasi setelah orangtuanya membaca koran harian mengenai penemuan mayat," ungkapnya.

Setelah membaca ciri-ciri korban, orangtua korban mencoba menghubungi anaknya berulang kali namun tidak ada jawaban. Hingga akhirnya orangtua korban menghubungi adiknya yang berada di Depok untuk mencari tahu keadaan korban di tempat kostnya.

"Kemudian adik orangtua korban mendapatkan informasi dari bapak kost bawa korban tidak pulang selama 4 hari," ungkapnya.

Untuk meyakinkan lagi, orangtua korban menghubungi Polres Depok untuk menanyakan ciri-ciri korban. Orangtua korban kemudian mendatangi RS Kramatjati di mana jenazah korban disemayamkan.

"Dan setelah dilihat, ada kemiripan di hidung dan bentuk wajah," lanjutnya.

Semakin khawatir jika itu anaknya, orangtua korban kemudian meminta ke Polsek Beji untuk mengecek barang-barang milik anaknya pada saat ditemukan di TKP.

"Dipastikan korban adalah anaknya setelah diyakinkan dengan barang yang dipakai korban seperti jaket, celana, kaos, payung dan saputangan," pungkasnya.

3. Curhat

Penyebab tewasnya mahasiswa Fakultas MIPA Jurusan Biologi Universitas Indonesia Aksyena Ahad Dori (18) di Danau Balairung UI, masih belum jelas. Namun Aksyena pernah menumpahkan curahan hati ke ibunya pada awal Januari 2015 lalu.

"β€ŽPada bulan Januari 2015 korban pernah cerita ke ibunya merasa kecewa, karena juara regional olimpiade biologi namun tidak diikutkan ke tingkat nasionalβ€Ž," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Martinus Sitompul dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (31/3/2015).

Namun, lanjut Martinus, polisi belum berkesimpulan jika kekecewaannya yang dicurahkan Aksyena kepada ibunya menjadi penyebab kematian korban.

"Penyebab kematiannya, apakah korban dibunuh atau bunuh diri, belum bisa disimpulkan," ucap Martinus. Polisi masih menunggu hasil visum RS Kramatjati, Jakarta Timur, untuk mengetahui penyebab kematian korban.

Selain itu, pihak kepolisian juga masih melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi yang mengetahui keseharian korban. Hal ini dilakukan untuk menelusuri jika ada kemungkinan korban dibunuh.

Polisi juga menemukan pesan yang ditulis Aksyena di kamar kostnya di Wisma Widya 208 Jl Kabel Tegangan Tinggi No 3 RT04/05 Kukusan, Beji, Depok. Pesan pada secarik kertas itu tertulis bahwa korban meminta tidak dicari.

"Korban menulis di kertas dengan tulisan :will not return for please dont search for existence my apologres for everyting eternally," ucap Martinus.

4. Saputangan Ayah

Butuh waktu setidaknya 3 hari bagi aparat kepolisian untuk mengungkap identitas mayat di Danau UI, Depok, yang belakangan diketahui bernama Akseyna Ahad Dori (18). Jasad Mahasiswa S1 Program Studi Biologi Fakultas MIPA-Universitas Indonesia (UI) itu dikenali orangtuanya dari ciri fisik dan juga saputangan sang ayah yang dibawanya.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul menjelaskan, jasad korban baru dikenaliβ€Ž oleh orangtuanya pada Senin (30/3) kemarin. Orangtua korban mengecek jasad korban di RS Polri Kramat Jati, Jaktim dan mengenali ciri-ciri mayat tersebut sebagai Akseyna.

"Dari hasil pengecekan, ayah korban mengenali ada kemiripan di hidung dan bentuk wajah korban yang mirip anaknya," ungkap Martinus kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (31/3/2015).

Untuk lebih meyakinkan lagi, ayah korban berangkat ke Polsek Beji guna mengecek barang-barang korban yang ditemukan di TKP, pada Kamis (26/3) lalu. Dari sejumlah barang yang ditemukan di dalam tas korban, ayah korban memastikan jika mayat tersebut adalah anaknya.

"Diyakinkan dengan barang yang di pakai korban, jaket, celana, kaos payung dan saputangan," tuturnya.

Kepada polisi, ayah korban menyatakan jika payung san kaos pada korban adalah pemberian ibu korban.

"Sedangkan saputangan yang dibawa korban adalah milik bapaknyaβ€Ž," tuntasnya.

5. Jenius dan Tertutup

Polisi masih menyelidiki kematian mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Indonesia (UI) Akseyna Ahad Dori di Danau Balairung UI. Rekan Akseyna mengatakan pemuda 18 tahun itu merupakan sosok yang jenius.

"Ace (panggilan Akseyna Ahad Dori) anaknya jenius, dia di kelas pas jam kuliah suka baca jurnal gitu. Dia anaknya kutu buku dan suka baca novel," kata Aldo, rekan Akseyna, yang ditemui detikcom di FMIPA UI Depok, Selasa (31/3/2015).

Aldo mengatakan, sehari-hari Akseyna merupakan orang yang agak tertutup dan cuek. Dia jarang bercerita masalah pribadi ke teman-temannya. "Kami juga kaget dan tidak menyangka kalau dia meninggal," katanya.

Saat ini perkuliahan di FMIPA UI masih berjalan seperti biasa. Hanya rekan-rekan satu angkatan Akseyna yang mengenakan baju hitam tanda berkabung. Namun tak ada pengumuman mengenai meninggalnya Akseyna, mereka tahu kematian temannya dari media.

Jenazah Akseyna ditemukan pada Kamis (26/3) pekan lalu. Ada pemberat batako di kakinya untuk mempermudah tenggelam. Kampus UI mengumumkan identitas jenazah itu dalam siaran pers Selasa pagi tadi.

Polisi yang menyelidiki kasus ini menemukan coretan berisi perpisahan di kamar kos Akseyna di Beji, Depok.

β€Ž"Pada bulan Januari 2015 korban pernah cerita ke ibunya merasa kecewa, karena juara regional Olimpiade Biologi namun (dia) tidak diikutkan ke tingkat nasionalβ€Ž," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Martinus Sitompul dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (31/3/2015).

Halaman 2 dari 6
(aan/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads