Jalan Raya Entikong yang selebar enam meter, memanjang dari tapal batas Indonesia-Malaysia menuju arah Pontianak, Kalimantan Barat itu kini sepi. Pemantauan detikcom, Rabu (25/3/2015) lalu, tak ada lagi truk-truk pembawa barang dari Malaysia masuk ke wilayah Indonesia itu.
Pemandangan ini sangat berbeda dibanding 8 bulan lalu. Saat itu, truk-truk pembawa aneka barang dari Malaysia tanpa dokumen impor itu masih berlalu lalang memadati jalan raya beraspal itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Praktek ilegal yang selama ini menjadi kongkalikong oknum Bea Cukai dan pihak-pihak lain itu berhenti total sejak Arief ditunjuk Kapolri menjadi Kapolda Kalimantan Barat. "Yang kami lakukan adalah penegakan hukum. Praktek ini jelas merugikan negara," kata Arief saat ditemui detikcom di Pontianak pekan lalu.
Penegakan hukum di Entikong ini perlu keberanian, karena beberapa pihak yang selama ini menikmati kegiatan ilegal ini protes. Mereka ingin menggagalkan penertiban ini. Upaya penyuapan dan ancaman dialamatkan kepada Brigjen Pol Arief. Namun, dengan kerja keras Kapolda dan jajaran kepolisian dengan bekerjasama dengan pihak-pihak lain, penertiban dan penegakan hukum ini harus dijalankan dan ditegakkan.
Upaya Kapolda membuahkan hasil. Kini, proses masuknya barang ilegal dari Malaysia sudah tidak terjadi lagi. Polisi juga sudah menjadikan beberapa pihak, termasuk oknum Bea Cukai bernama Syafruddin, mantan sebuah kepala seksi di Bea Cukai Entikong, sebagai tersangka.
Agar upaya penertiban ini tetap berlangsung dengan baik, Kapolda juga melakukan penyegaran di jajaran Polsek Entikong. Kapolsek lama dimutasi, diganti dengan perwira baru. Pihak Bea Cukai juga mengganti hampir seluruh aparat Bea Cukai di perbatasan itu.
Kompol Husni Ramli merupakan perwira yang dipercaya menjadi Kapolsek Entikong sejak 7 bulan lalu. "Saat saya ditugaskan ke sini, penertiban ini sudah dilakukan Kapolda. Saya memastikan penertiban ini tetap berjalan dengan baik hingga saat ini," ujar lulusan Akpol asal Makassar ini.
Sisa-sisa pemandangan bahwa delapan bulan lalu masih terjadi praktek ilegal itu masih terlihat. Selain truk-truk yang teronggok dan tidak beroperasi, juga masih terlihat sejumlah gudang penyimpanan barang yang tak beroperasi lagi.
"Ini gudang warga yang dulu dijadikan tempat penyimpanan barang-barang dari Malaysia. Barang-barang biasanya dipesan oleh orang di Pontianak maupun orang Jakarta," kata Husni.
Suasana di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, hingga saat ini tetap kondusif. Warga mau tak mau menerima kondisi ini meski harus melaluinya dengan berat. Penegakan dan penertiban hukum harus didukung semua pihak demi bangsa dan negara.
Presiden Jokowi sudah mendatangi Entikong beberapa waktu lalu. Presiden sudah memerintahkan pembangunan dry port sebagai pelabuhan ekspor-impor untuk menjadikan arus barang dari Malaysia ke Indonesia maupun sebaliknya menjadi legal.
Ditargetkan, pelabuhan ini akan tuntas pada 2016. "Yang saya dengar, saat ini proses pembebasan lahan masih berlangsung," kata Husni.
(asy/bar)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini