Berbekal raket badminton dan sandal jepit yang sudah dimodifikasi menjadi alat pemukul, Bagas yang duduk di kelas 7 SMPN 2 Tegaldlimo itu bersama Kukuh, Wildan, Galang, Ari, dan Ikfal berburu belalang kayu atau walang kayu di hutan jati.
Mereka berlarian saling mengejar belalang yang menjadi target. Banyaknya belalang di hutan yang berjarak 50 kilometer arah selatan pusat kota Banyuwangi membuat anak-anak girang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukkk! Satu persatu hama jati itu bergelimpangan terkena pukulan atau sabetan raket. "Aku dapat 50 ekor," kata Kukuh (12), bocah kelas 6 SDN 1 Kedungasri.
Setelah 3 jam, mereka pun mengakhiri perburuannya. Sejumlah 321 ekor belalang berhasil mereka kumpulkan.
"Kita jual per 100 ekor harganya Rp 15 ribu. Hasil kita bagi untuk beli jajan," tambah Ari, kawan sekelas Bagas ini.
Selain dijual, belalang hasil tangkapan itu juga ada yang disisihkan untuk dikonsumsi sendiri.
"Kita goreng untuk lauk, gurih rasanya," kata Ari.
Apa yang dilakukan Bagas cs itu juga dilakukan warga lain yang tinggal di sekitar hutan. Setiap hari, warga berbondong-bondong masuk hutan. Jalur masuk yang menyerupai medan off road tak menjadi halangan.
"Sudah kebiasaan warga di sini makan belalang, selain itu ada yang dijual," kata Kepala Desa Kedungasri Kecamatan Tegaldlimo Sunaryo saat menemani detikcom ikut berburu belalang.
Menurut Sunaryo, bagi yang mempunyai alergi biduran dianjurkan menghindari menu ekstrem ini. "Bila tidak alergi tidak masalah," katanya.
Belalang kayu, kata Sunaryo, oleh warga desa biasanya dimasak tumis, sambal goreng, atau sekedar digoreng dan dipadu sambal kemangi mentah.
"Rasanya gurih, dijamin ketagihan. Apalagi minumnya es kelapa muda," kata Sunaryo.
Perburuan belalang kayu ini semakin ramai bila malam hari. Karena di waktu malam, belalang kayu yang tengah pulas tertidur mudah ditangkap.
"Kalau malam dibantu senter untuk menangkap. Jumlah yang berburu hingga ratusan orang. Itu tangkapan mereka jual di pasar," kata Sunaryo.
(gik/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini