"Ada 3 kutukan di Golkar saat ini," kata Andi usai diskusi di Restoran Gado-gado Boplo, Jl Gereja Theresia, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (27/3/2015).
Kutukan pertama, kata Andi, Golkar tak pernah melahirkan pemimpin nasional pasca orde baru. Padahal Golkar adalah partai senior yang telah melahirkan banyak kader berprestasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mencotohkan mantan Ketua Umum Golkar Soedharmono, Harmoko hingga Akbar Tandjung. Menurut dia, Akbar yang dahulu merupakan figur teladan dari Golkar, kini seakan telah luntur.
Akbar tak lagi bersinar seperti pada zamannya dulu. "Ketiga, Golkar selalu menjadi alat kekuasan," kata Andi.
Jika pada masa Orde Baru Golkar memegang kekuasaan penuh, kini partai berlambang pohon beringin tersebut diperebutkan ke eksekutif maupun legislatif.
"Sekarang ini Golkar sedang ditarik-tarik antara eksekutif maupun legislatif. Ini PR besar Golkar," ucapnya.
Andi berharap, ke depan Golkar mampu melahirkan pemimpin nasional. Partai yang identik dengan warna kuning tersebut harus dapat keluar dari konflik internal yang terus memanas ini.
"Hari ini proses pembusukan terjadi dari dalam. Kalau tidak berakhir, maka akan berat masa depan partai," tutupnya.
(kff/erd)