JK Ingin Toraja Tak Hanya Jual Budaya, Tapi Juga Keindahan dan Kenyamanan

JK Ingin Toraja Tak Hanya Jual Budaya, Tapi Juga Keindahan dan Kenyamanan

- detikNews
Jumat, 27 Mar 2015 21:13 WIB
Jakarta - Tana Toraja, Sulawesi Selatan selama ini dikenal sebagai salah satu tujuan wisata budaya yang terkenal. Salah satu objek pariwisata yang terkenal yakni upacara kematian Rambusolo yang dilaksanakan selama beberapa hari.

Dalam acara itu, banyak prosesi adat yang dilakukan salah satunya pemotongan kerbau yang dikenal dengan nama ‎budaya mantunu. Selain acara Rambusolo, banyak objek wisata yang dikunjungi wisatawan mancanegara seperti tebing kuburan yang dikenal dengan kuburan Londa.

Menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga Putra Sulawesi Selatan, sudah saatnya Toraja mencitrakan pariwisatanya tak hanya soal 'kematian' saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"‎Kita harus jual keindahan dan kenyamanan. Kalau jual budaya saja, seperti kuburan, orang tak bisa lihat tiap hari. Bagus itu acara potong kerbau tapi tidak semua orang sanggup lihat itu. Itu kenapa dia sepi. Padahal banyak yang bisa dijual dari Toraja," kata JK dalam sambutannya di acara malam merajut nusantara dan peluncuran buku Eksiklopedia Visual Tana Toraja Tanah Leluhur di JI Expo, Kebayoran, Jakpus, Jumat (27/3/2015).

Dalam acara itu JK ditemani oleh istrinya Mufidah Kalla, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya. Ia mengatakan banyak hal yang bisa dipasarkan dari Toraja. Ia minta keindahan alam Toraja lebih ditampilkan sehingga menarik lebih banyak wisatawan. Ia juga meminta agar Bandara Tana Toraja Buntu Kuni' bisa segera dipercepat pembangunannya sehingga memudahkan wisatawan ke Toraja.

"Saya akan minta Menteri Perhubungan untuk mempercepat pembangunannya. Kenapa sudah bertahun-tahun tapi belum juga selesai. Saya juga akan minta Pak Wakapolri (Komjen Badrodin Haiti) untuk memperhatikan itu," ujar JK.

Salah satu bagian dari Toraja yang dimintanya untuk lebih diperkenalkan pada dunia internasional adalah kopi Toraja yang sudah terkenal. Menurutnya, acara minum kopi Toraja dengan cara khusus ala Toraja bisa dipromosikan dengan luar biasa.

"Kalau ke Jepang, kopi paling mahal itu (kopi) Toraja. Harganya Rp 169 ribu 1 cangkir. Kenapa nggak jual keindahan kopi Toraja? Misal iklan kita minum kopi Toraja di bawah pohon. Kalau iklan mari tebas sapi, orang takut ke Toraja," ucapnya.

"Mari lihat Sulawesi ke depan. Tidak hanya stagnan dengan masa lalu. Mengembangkan budayanya tapi tidak merombak asasnya," ‎pungkasnya yang disambut tepuk tangan hadirin.

(bil/mpr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads