SIRA Inginkan Keterlibatan Internasional Atasi Konflik Aceh
Selasa, 08 Feb 2005 08:08 WIB
Jakarta - Sentral Informasi Referendum Aceh (SIRA) menilai penyelesaian konflik antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Pemerintah Indonesia di Aceh harus tetap melibatkan masyarakat internasional. Keterlibatan internasional dalam penyelesaian Aceh adalah sikap rasional yang menghargai aspirasi politik rakyat Aceh.Demikian diungkapkan Dewan Presidium SIRA Nasruddin Abubakar dalam siaran persnya yang diterima detikcom di Jakarta, Selasa (8/2/2005).SIRA menyesalkan pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyatakan, pemerintah Indonesia tidak akan menginternasionalkan dan tidak akan melibatkan negara-negara asing dalam penyelesaian konflik Aceh. "Pernyataan tersebut membuktikan pemerintah belum punya niat baik dan ikhlas untuk menyelesaikan konflik di Aceh," tandasnya.Ada kesan pemerintah sengaja membiarkan konflik Aceh terus berlangsung lama karena pemerintah merasa diuntungkan dengan konflik Aceh. Hal itu, dibuktikan dengan sikap mendua dimana pemerintah di satu sisi berpura-pura menyelesaikan konflik, sementara di sisi lain pemerintah terus mengirim mesin perang dan melakukan tindak kekerasan dalam bentuk operasi militer.Mereka juga menilai sikap pemerintah yang menjadikan otonomi khusus (otsus)sebagai harga mati bagi penyelesaian konflik Aceh merupakan sikap yang keliru. SIRA menolak dengan tegas Otsus, karena terbukti sejak Otsus Soekarno dalam bentuk Daerah Istimewa sampai UU NAD tidak mampu menyelesaikan konflik dan membawa keadilan di Aceh.
(mar/)