"Dari laporan yang diterima, pabrik ini sudah beroperasi sejak belasan tahun yang lalu. Setelah diproduksi, batu es didistribusikan ke depo es balok, warung, hingga dikonsumsi masyarakat," ujar Kasubag Humas Mapolres Jakarta Selatan, Kompol Aswin saat dihubungi, Jumat (27/3/2015).
Kapolsek Setiabudi, AKBP Audie Latuheru saat jumpa pers di Mapolres Jakarta Selatan pada 26 Maret mengungkapkan bahwa pabrik es batu ini diketahui telah berdiri sejak tahun 2000. Berarti pabrik tersebut telah memproduksi dan mendistribusikan es batu ke masyarakat seak 15 tahun yang lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak kepolisian melakukan penyelidikan soal keberadaan produsen es batu beracun setelah mendapatkan laporan ada warga yang keracunan setelah meminum es pada 4 Maret lalu. Setelah diselidiki, es batu ini ternyata mengandung bakteri dan bahan kimia yang bisa menyebabkan kanker.
Air bahan baku pembuatan es batu tersebut diambil dari sungai yang ada di Kalimalang, Bekasi. Setelah ditampung lalu diberi bahan kimia berupa Kaporit, Soda Api, Tawas, ANP, dan Anti Foam. Es tersebut di produksi dan distribusikan ke warung-warung dengan harga Rp 12.000 hingga Rp 30.000 per balok. Dalam sehari, target penjualannya 2.000 batang.
(rni/try)