Keponakan korban, Santi mengatakan ketika warga berusaha memadamkan api sekitar pukul 00.30, ternyata jendela kamar yang menghadap halaman tidak terkunci, padahal semasa hidupnya korban selalu mengunci jendela itu.
"Tidak pernag tidak dikunci, ini tadi pas berusaha dibuka ternyata disenggol sedikit sudah terbuka," kata Santi di rumah duka, Kamis (26/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seharusnya ada sekitar 13 tabung gas, tapi ini tinggal 6 tabung," katanya.
Kejanggalan lain, lanjut Santi, adalah korban yang tidak berteriak saat kejadian, padahal jika terjadi sesuatu korban biasanya berteriak dan terdengar hingga rumah Santi. Kekhawatiran kebakaran itu disengaja juga muncul karena seringnya orang-orang tidak dikenal berkumpul di pinggir sungai dekat rumah korban pada malam hari.
"Sebulan lalu, jatuh saja langsung teriak-teriak. Ini tidak sama sekali," ujarnya.
Diketahui, kebakaran terjadi di rumah nenek lima cucu itu. Meski api dengan cepat dipadamkan dan hanya membakar bagian kamar, namun korban tidak bisa diselamatkan. Pihak kepolisian menyelidiki kasus tersebut hingga mengerahkan anjing pelacak.
Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Sugiarto mengatakan pihaknya masih menyelidiki dugaan kesengajaan dalam peristiwa kebakaran tersebut. Ia juga membenarkan ada tabung gas yang hilang dari rumah korban.
"Arah pembunuhan masih diselidiki, anggota masih di lapangan," kata Sugiarto.
(alg/rul)