Hayono Ingat SBY Pernah Bilang Tak Akan Maju Jadi Ketum Demokrat

Hayono Ingat SBY Pernah Bilang Tak Akan Maju Jadi Ketum Demokrat

- detikNews
Kamis, 26 Mar 2015 12:56 WIB
Jakarta - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman mengaku pernah mendengar ucapan Susilo Bambang Yudhoyono yang tak akan lagi maju menjadi calon ketua umum partai. Hingga kini dia mengaku belum mendengar kabar bahwa SBY akan maju menjadi calon ketum Demokrat.

"Saya belum mendengar beliau (SBY) mencalonkan diri karena saya ingat ada ucapan beliau di masa lalu tidak akan maju sebagai calon ketum Partai Demokrat, namun biarlah nanti kongres yang menentukan siapa ketumnya. Tapi yang pasti beliau tidak mencalonkan diri," kata Hayono usai menyampaikan belasungkawa atas kematian Lee Kuan Yew di kantor Kedutaan Besar Singapura, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (26/3/2015).

Menurut Hayono saat ini beberapa nama yang santer disebut akan maju sebagai calon ketum Demokrat antara lain; Marzuki Ali, dan Gede Pasek Suardika. Dia mempersilakan semua kader untuk bersaing dalam kongres partai yang akan berlangsung awal Mei nanti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Umum Pimpinan Pusat Kolektif Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong itu mengingatkan bahwa tugas ketua umum Partai Demokrat ke depan akan lebih berat. Salah satunya adalah memulihkan kembali kepercayaan rakyat kepada partai berlambang Mercy itu.

"Mari kita ingat Partai Demokrat pernah mendapat hukuman dari rakyat dengan penurunan yang cukup besar, dari 21 persen menjadi 10 persen, itu hukuman yang harus kita terima sebagai peringatan kepada partai bahwa ada di masa lalu para kader yang berbuat keliru," kata Hayono.

Tentang mekanisme pemilihan ketua umum Demokrat, Hayono menyerahkan kepada kongres yang akan berlangsung Mei nanti. Dia tak menolak jika pemilihan pucuk pimpinan partai itu nanti dilakukan secara aklamasi. Alasannya aklamasi juga salah satu cara dari prinsip demokrasi selain pemilihan secara langsung.

"Tergantung kongres apa yang mau dipilih, kalau hanya satu calonnya aklamasi, tapi kalo calonnya lebih dari satu tentunya harus ada pemilihan terbuka," kata Hayono.

(erd/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads