Kisah Polisi yang 23 Tahun Setia Jaga Perbatasan Indonesia-Papua Nugini

Kisah Polisi yang 23 Tahun Setia Jaga Perbatasan Indonesia-Papua Nugini

- detikNews
Kamis, 26 Mar 2015 08:56 WIB
Foto: Ipda Makruf Suroto di tapal batas (Idham/detikcom)
Jakarta - Siapa yang menanam dia pasti akan memetik. Pribahasa itu mungkin tepat ditujukan kepada Kapolsek Sota, Merauke, Papua. Pengabdiannya bertugas selama 23 tahun di perbatasan Indonesia-Papua Nugini tidak hanya mendapat kenaikan pangkat luar biasa dari presiden, tapi juga mendapat hadiah umroh.

Namanya Ipda Makruf Suroto (46). Dia merintis Polsek Sota dan tapal batas dua negara itu sejak tahun 1993 dengan pangkat Serda. Daerah perbatasan saat itu masih hutan belantara dengan jalan setapak.

"Saya yang merintis disini, dulu kondisinya masih hutan. Di sekitar tugu ini masih hutan. Saya menikmati dan mensyukuri tugas saya. Ini tanggal 27 Maret (2015) saya ada undangan berangkat umroh," ujar Suroto saat berbincang di tugu perbatasan Indonesia-Papua Nuguni akhir pekan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bertugas di daerah perbatasan dan terpencil tentu berbeda dengan wilayah lainnya. Minimnya jumlah personel tak menyurutkan semangat mereka menjalankan tugas negara di perbatasan. Wilayah Polsek Sota sejauh ini tidak ada kejadian menonjol. Kasus terakhi yang terjadi adalah penganiayaan yang bermula dari perkelahian pada tahun 2012 lalu.

"Disini jarang ada kriminal, setahun pun belum tentu ada," ucapnya.

Polsek Sota yang pada tahun 1993 hanya diisi 15 personel, namun kini mengalami peningkatan menjadi 19 personel. Sedangkan wilayah hukum mereka meliputi limas desa seperti Distrik Sota, Yan Gandur, Erambo, Rawa buru, dan Torai.

Dalam menjalankan tugas patroli, setiap hari ada dua petugas untuk mengontrol masing-masing desa yang jaraknya bisa mencapai 50 KM.

"Yang Torai itu 50 Km dari sini. Setiap kampung kita tugaskan dua personel, berangkat pagi pulang sore. Selain patroli, kita mengawasi lintas batas disini." ujar bapak dua anak ini.

Makruf mengaku memang sangat kekurangan dengan personel yang berjumlah 19 orang. Menurutnya, jumlah ideal di Polsek Sota adalah 40 personel.

"Kalau mengajukan (penambahan personel) belum ya, karena sesuai dengan kebutuhan juga, kita dibagi-bagi, sesuaikan aja dengan kondisi," tutur Kapolsek yang juga bertani ini.

Menurut Makruf, masyarakat harus dirangkul dan didekati. Aparat polisi dan Babinkamtibmas harus turun langsung kemasyarakat sehingga kemananan tercipta dan mendapat kepercayaan masyarakat. "Tidak perlu menunggu dikomando, kita yang harus ke rumah-rumah, kampung-kampung," katanya.

Setelah 23 tahun lamanya mengabdi di perbatasan, kini Makruf mendapat perhatian atau hadian dari sebuah perusahaan di Jakarta, yaitu PT Armina Peka untuk berangkat umroh ke tanah suci besok (27/3/2015).

"Salah satu bentuk perhatian dari mereka mungkin. Tuhan memang maha adil. Mereka (pihak perusahaan) yang mencari saya, saya tidak cari sendiri. Karena rejeki itu datang sendiri. Itu aja yang kita yakini, keikhlasan tadi," pungkasnya menutup obrolan.

(idh/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads