Kuda itu milik Wagiran (60), pria yang tinggal di Dusun Karang Gayam, Sitimulyo, Piyungan, Bantul. Rumahnya berjarak sekitar 15 KM dari pusat kota Yogyakarta. Wagiran tinggal hanya bersama istrinya Sriana (50).
"Namanya Dewi," kata Wagiran membuka pembicaraan soal sang kuda kepada detikcom, Selasa (24/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wagiran sudah merawat kuda itu sejak kecil. Ibu kuda Dewi sudah dijual sejak lama. Karena itu, Dewi kini jadi 'tulang punggung' penghasilan keluarga Wagiran.
"Dewi sudah dikawinkan tiga kali. Yang ketiga baru jadi. Sekali kawin biayanya Rp 1 juta," cerita Wagiran.
Dewi menjadi perhatian setelah Polresta Jogjakarta memposting foto kuda tersebut saat terjatuh di titik nol Yogyakarta. Sang kuda yang hamil tua mengalami kelelahan setelah mengangkut penumpang. Akhirnya dia tumbang.
Pihak Polresta melalui akun twitternya sempat mengabarkan bahwa kuda itu melahirkan. Namun ternyata, belum. Setelah tumbang, kuda itu akhirnya berjalan pelan kembali ke kandang.
Para aktivis pecinta hewan menyayangkan peristiwa tersebut. Sebab, memperkerjakan kuda yang sedang bunting jelas dilarang undang-undang. Namun para kusir punya alasan ekonomi hingga akhirnya tega memaksa kuda tetap bekerja.
(mad/mad)