Sepenggal Cerita Wayang Ki Manteb yang 'Sentil' Konflik Golkar

Sepenggal Cerita Wayang Ki Manteb yang 'Sentil' Konflik Golkar

- detikNews
Selasa, 24 Mar 2015 02:25 WIB
Jakarta - Aksi Dalang wayang kulit Ki Manteb Sudharsono menjadi rangkaian puncak dalam perayaan syukuran Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar Munas Ancol. Ada sepenggal cerita menarik yang disuguhkan dalang asal Jawa Tengah itu.

Dengan cerita lakon Amarto Binangun, Ki Manteb tampil semangat meski sudah dua jam lebih tangan serta mulutnya bekerja. Meski sudah larut malam, lantunan tujuh sinden serta iringan gamelan khas Jawa memberikan suasana pertunjukan tetap cair.

Setelah membuka cerita awal, dalang berusia 66 tahun ini melanjutkan sebuah kisah perebutan kekuasaan di negara Amarta atau Ngamarta. Negara ini asal para Pandawa Lima yang terkenal gemah ripah loh jinawi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di negara Aparta terdapat Jodipati atau kadipaten yang dikuasai Badon Wacono yang merupakan penjelmaan jin.
Badon ingin merebut kekuasaan Broto Seno β€Žyang menguasai pusat negara. Adapun area pusat negara yang diperebutkan kedua pihak yang berseteru ini merupakan milik Sang Dewa Hujan, Bhatara Indra.

Saat itu, Bathara sempat tak bisa berbuat apa-apa dalam penyelesaian konflik ini.

Tapi, seiring waktu setelah berkonflik lama, Broto Seno serta Badon Wacono akhirnya bisa berdamai. Kepentingan bersama menjadi pikiran kedua pihak untuk bersau. Dua pihak yang berseteru ini juga sepakat membangun pusat negara bersama-sama.

Cerita konflik yang berujung damai ini mungkin menjadi 'sentilan' buat dua kepengurusan Golkar yang berseteru. Kebetulan atau tidak momen cerita ini dirasakan mirip dengan konflik Golkar. Namun, bedanya konflik Golkar sejauh ini belum ada kata damai. Kedua pihak masih berseteru. Terakhir adalah perebutan komposisi fraksi di DPR.

Sebelum Ki Manteb beraksi, dilakukan rangkaian acara ruwatan. Dalam tahapan acara ini, Ketua Umum Golkar Munas Ancol memberikan satu jenis wayang kulit 'Broto Seno' kepada Ki Manteb Sudarsono.


(hat/ahy)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads