"Ini salah Pak Pras (Prasetyo Edi Musardi)) yang juga ngilang. Kalau ada Pak Pras terus tanda tangan jadi Perda kok. Butuh 13 orang kan, Banggar satu fraksi, satu ketua tanda tangan, dan selesai," kata Ahok di Pintu Air Karet, Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (21/3/2015).
Ahok menjelaskan saat rapat final DPRD, ia sudah mencoba mengontak Prasetyo. Namun, politisi PDIP itu malah terkesan menghilang karena ponsel selulernya tak aktif. Persoalan ini pun diakuinya membuat Ahok bercerita kepada Presiden Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, mantan Bupati Belitung Timur itu juga menyindir Wakil Ketua DPRD M. Taufik. Ia merasa politisi Gerindra itu memainkan strategi untuk menjebaknya yang mengarahkan untuk penerbitan Peraturan Gubernur (Pergub) buat pagu APBD 2014.
"Ini namanya jebak. Bukan saya mau Pergub loh. Kurang ajar itu namanya. Sudah tengah malam, dia bilang eh sorry kita nggak mau Perda, sudah Pergub saja. Kan konyol, kami juga mesti ngeprint 6.000 ribu lembar," sebut mantan politisi Gerindra itu.
(hat/gah)











































