Hal itu diungkapkan Wakil Rektor II Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Sarjuni. Pihaknya mengaku cukup terkejut mendengar kabar itu karena merasa mengenal enam orang yang dimaksud.
"Saya yakin 100 persen alumni kami tidak ke Suriah. Saya kenal, saat berita muncul saya kaget karena mereka tidak berminat pada politik-politik itu (ISIS)," kata Sarjuni saat ditemui di kantornya, Kamis (19/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Enam orang alumni S2 tersebut adalah putra putri dari Provinsi Sulawesi Tenggara Alumni program Cerdas Sultraku," tandasnya.
Sebenarnya peserta program tidak hanya enam orang tersebut, namun total ada 24 orang. Rencananya mereka akan diberangkatkan ke Korea tanggal 5 April mendatang. Selama di Korea Selatan di bawah pengawasan Prof Laode Masihu Kamaluddin.
Sarjuni menduga, kecurigaan polisi terhadap enam orang tersebut kemungkinan karena pembuatan paspor yang dilakukan kolektif di Semarang dan diambil pihak lain yang sudah diberi kuasa.
"Padahal karena kegiatan di Bogor sehingga tidak bisa keluar. Mungkin karena itu ada kecurigaan," tegasnya.
Sarjuni menambahkan, pihaknya sudah beberapa kali berkoordinasi dengan pihak kepolisian juga. Penjelasan terkait kegiatan di Korea Selatan juga sudah disampaikan.
"Ya kami Unisula merasa dirugikan. Polisi kemarin sudah bilang close masalah ini, ternyata sudah keluar ke wartawan," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, polisi menyelidiki dugaan adanya enam alumni Unisula yang terbang menuju Korea Selatan berbelok ke Suriah. Namun kabar itu kini dibantah pihak Unisula sembari menunjukkan beberapa lembar surat terkait program yang diikuti enam orang tersebut.
(alg/rul)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini