Ketika Ahok dan Djarot Kompak Bicara Pilgub 2017

Ketika Ahok dan Djarot Kompak Bicara Pilgub 2017

- detikNews
Kamis, 19 Mar 2015 09:10 WIB
Ketika Ahok dan Djarot Kompak Bicara Pilgub 2017
Jakarta - Dua tahun lagi, Pemilihan Gubernur DKI Jakarta kembali digelar. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat angkat bicara tentang hajatan politik warga Ibukota itu.

Ahok maupun Djarot rupanya masih belum menentukan sikapnya maju atau tidak dalam kancah cagub dan cawagub di Pilgub 2017. Namun demikian, Ahok dan Djarot menitipkan wejangan agar Pilgub DKI Jakarta mendatang berlangsung demokratis.

Ahok berpendapat dibutuhkan seorang pemimpin yang jujur dan berani melindungi kepentingan rakyat Jakarta. Andaikata terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta lagi, Ahok menegaskan tidak ingin menjadi budak DPRD DKI Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan Djarot berpesan agar Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) mengantisipasi nama-nama ganda dalam Pilgub 2017. Ia juga menekankan sosialisasi Pilgub 2017 agar partisipasi warga Jakarta dalam memilih meningkat. Selain itu, harus diwaspadai kerawanan saat penetapan calon dan masa kampanye.


Berikut 4 komentar Ahok dan Djarot:

1. Ahok Pertimbangkan Pensiun dari Politik

Setelah masa jabatannya di DKI selesai pada 2017, Ahok pernah menyatakan akan mempertimbangkan untuk mengakhiri perjalanan politiknya.

"Saya nggak daftar (pilgub DKI -red) lagi. Sekarang tinggal 3 tahun lagi. Dengan kondisi begini, nggak mungkin lagi saya nyalon kan," kata Ahok yang saat itu masih menjabat Wagub DKI Jakarta kepada wartawan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (10/9/2014).

Ahok tak mau terlibat pemilihan kepala daerah yang dilakukan oleh DPRD. Dia mempertimbangkan untuk pensiun dari dunia politik.

"Nanti mungkin saya nggak pengen di politik lagi. Saya nggak tahu, kita lihat saja," ujarnya.

Ahok juga menegaskan hubungannya dengan Gerindra sudah selesai. Kalaupun nantinya ternyata aturan pilkada lewat DPRD tak jadi disahkan, Ahok tak mau kembali ke Gerindra.

"Gerindra udah nyata-nyata seperti itu kok, bagi saya sudah selesai," tuturnya.

1. Ahok Pertimbangkan Pensiun dari Politik

Setelah masa jabatannya di DKI selesai pada 2017, Ahok pernah menyatakan akan mempertimbangkan untuk mengakhiri perjalanan politiknya.

"Saya nggak daftar (pilgub DKI -red) lagi. Sekarang tinggal 3 tahun lagi. Dengan kondisi begini, nggak mungkin lagi saya nyalon kan," kata Ahok yang saat itu masih menjabat Wagub DKI Jakarta kepada wartawan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (10/9/2014).

Ahok tak mau terlibat pemilihan kepala daerah yang dilakukan oleh DPRD. Dia mempertimbangkan untuk pensiun dari dunia politik.

"Nanti mungkin saya nggak pengen di politik lagi. Saya nggak tahu, kita lihat saja," ujarnya.

Ahok juga menegaskan hubungannya dengan Gerindra sudah selesai. Kalaupun nantinya ternyata aturan pilkada lewat DPRD tak jadi disahkan, Ahok tak mau kembali ke Gerindra.

"Gerindra udah nyata-nyata seperti itu kok, bagi saya sudah selesai," tuturnya.

2. Jika 2017 Terpilih Lagi, Ahok Tolak Jadi Budak DPRD

Ahok menolak pilkada dikembalikan lewat DPRD. Jika akhirnya aturan pilkada tak langsung itu disahkan, Ahok mempertimbangkan untuk tak mencalonkan diri di Pilgub DKI 2017.

"Kenapa saya nggak mau (pilkada lewat DPRD -red), karena saya baru dua tahun saja di sini sudah setengah mati memutuskan APBD. Kalau saya lewat DPRD, sudah lama dipecat saya. Ya saya kalau terpilih pun, 2017 saya nggak mau jadi budak DPRD," kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (10/9/2014).

Menurut Ahok, pemilihan lewat DPRD memungkinkan seorang kepala daerah tersandera oleh lembaga legislatif. Ahok tak mau hal itu terjadi kepadanya.

"Bagi saya DPRD itu hanya pengawas, pengawasan anggaran dan legislasi. Nggak bisa mengontrol saya. Kalau yang mengontrol saya ya rakyat. Kalau 106 anggota DPRD ngontrol saya, digaji saja per bulan. Tiap hari kerjanya jalan-jalan ke luar negeri saja. Ya kan. Service habis saja. Ngapain capek-capek urusin 10 juta orang," ujarnya ceplas-ceplos.


2. Jika 2017 Terpilih Lagi, Ahok Tolak Jadi Budak DPRD

Ahok menolak pilkada dikembalikan lewat DPRD. Jika akhirnya aturan pilkada tak langsung itu disahkan, Ahok mempertimbangkan untuk tak mencalonkan diri di Pilgub DKI 2017.

"Kenapa saya nggak mau (pilkada lewat DPRD -red), karena saya baru dua tahun saja di sini sudah setengah mati memutuskan APBD. Kalau saya lewat DPRD, sudah lama dipecat saya. Ya saya kalau terpilih pun, 2017 saya nggak mau jadi budak DPRD," kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (10/9/2014).

Menurut Ahok, pemilihan lewat DPRD memungkinkan seorang kepala daerah tersandera oleh lembaga legislatif. Ahok tak mau hal itu terjadi kepadanya.

"Bagi saya DPRD itu hanya pengawas, pengawasan anggaran dan legislasi. Nggak bisa mengontrol saya. Kalau yang mengontrol saya ya rakyat. Kalau 106 anggota DPRD ngontrol saya, digaji saja per bulan. Tiap hari kerjanya jalan-jalan ke luar negeri saja. Ya kan. Service habis saja. Ngapain capek-capek urusin 10 juta orang," ujarnya ceplas-ceplos.


3. Djarot Belum Terpikirkan Maju Pilgub 2017

Pilgub DKI akan berlangsung 2017 mendatang. Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat belum memikirkan maju atau tidak dalam hajatan politik warga Jakarta tersebut.

"Ah, belum terpikirkan," kata Djarot sambil masuk ke lift yang mengantarnya naik ke lantai 4 untuk makan siang bersama Ketua KPUD DKI Jakarta Sumarno. Djarot baru saja membuka acara Rakor dan Diskusi Kesiapan Penyelenggaraan Pilgub 2017 di Lantai 3, Gedung KPUD DKI Jakarta, Jl Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat, Rabu (18/3/2015).

Sementara itu, Sumarno dalam awal sambutannya sempat meledek Djarot. Sambil bercanda, Sumarno berharap Djarot akan daftar cagub.
"Ini pertama kali ya Pak datang ke KPUD? Nanti kalau datang lagi mudah-mudahan daftar calon gubernur ya Pak. Kalau...hahaha," kata Sumarno.

Dalam kesempatan itu, Sumarno berharap adanya peningkatan pemilih pada Pilgub 2017 mendatang. Pada putaran pertama Pilgub 2012 ada 65% warga Jakarta yang menggunakan hak pilihnya. Kemudian pada putaran kedua meningkat menjadi 68%.

"Kalau kemudian pada Pilgub 2017 tingkat pemilihnya tinggi maka gubernur yang terpilih tingkat legitimasinya tinggi," tutur Sumarno.

Sumarno menyatakan, masalah krusial saat Pilgub 2012 yakni daftar pemilih tetap (DPT). Bahkan karena itu KPUD DKI disidang oleh Dewan Kehormatan Penyelanggara Pemilu (DKPP).

"Itu (KPUD DKI disidang) pertama kali untuk kasus daftar pemilih," ucap Sumarno.

3. Djarot Belum Terpikirkan Maju Pilgub 2017

Pilgub DKI akan berlangsung 2017 mendatang. Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat belum memikirkan maju atau tidak dalam hajatan politik warga Jakarta tersebut.

"Ah, belum terpikirkan," kata Djarot sambil masuk ke lift yang mengantarnya naik ke lantai 4 untuk makan siang bersama Ketua KPUD DKI Jakarta Sumarno. Djarot baru saja membuka acara Rakor dan Diskusi Kesiapan Penyelenggaraan Pilgub 2017 di Lantai 3, Gedung KPUD DKI Jakarta, Jl Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat, Rabu (18/3/2015).

Sementara itu, Sumarno dalam awal sambutannya sempat meledek Djarot. Sambil bercanda, Sumarno berharap Djarot akan daftar cagub.
"Ini pertama kali ya Pak datang ke KPUD? Nanti kalau datang lagi mudah-mudahan daftar calon gubernur ya Pak. Kalau...hahaha," kata Sumarno.

Dalam kesempatan itu, Sumarno berharap adanya peningkatan pemilih pada Pilgub 2017 mendatang. Pada putaran pertama Pilgub 2012 ada 65% warga Jakarta yang menggunakan hak pilihnya. Kemudian pada putaran kedua meningkat menjadi 68%.

"Kalau kemudian pada Pilgub 2017 tingkat pemilihnya tinggi maka gubernur yang terpilih tingkat legitimasinya tinggi," tutur Sumarno.

Sumarno menyatakan, masalah krusial saat Pilgub 2012 yakni daftar pemilih tetap (DPT). Bahkan karena itu KPUD DKI disidang oleh Dewan Kehormatan Penyelanggara Pemilu (DKPP).

"Itu (KPUD DKI disidang) pertama kali untuk kasus daftar pemilih," ucap Sumarno.

4. Djarot Pesan Antisipasi Nama Ganda

Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta penetapan daftar pemilih tetap (DPT) menyongsong Pilgub 2017 bermasalah. Karena itu, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) harus mengantisipasinya, jangan sampai ada nama-nama ganda.

"Nama Djarot ada di mana-mana. Jangan sampai. DPT harus fix," ujar Djarot saat pidato dalam Rakor Pertama Pilkada di Lantai III, Gedung KPUD DKI Jakarta, Jl Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat, Rabu (18/3/2015).

Menurut politisi PDIP itu, data DPT berasal dari Dukcapil. Bila data-data kacau, maka rasa malu tidak bisa ditutupi.

"Jangan gitu, malu kalau diekspos. Media kan sekarang terbuka banget," tuturnya.

Djarot juga menekankan sosialisasi Pilgub 2017 agar partisipasi warga Jakarta dalam memilih meningkat. Selain itu, harus diwaspadai kerawanan saat penetapan calon dan masa kampanye.

"Kita tidak ingin di DKI ada adu domba sesama warga bangsa," kata dia.

Mantan Bupati Blitar ini berharap Pilgub 2017 lebih baik dari Pilgub 2012. Apalagi Jakarta akan dicontoh daerah-daerah lain di Indonesia.

"Kita akan mendapatkan sorotan di seluruh Indonesia," ucap pria berkumis tebal yang memiliki 3 putri ini.





4. Djarot Pesan Antisipasi Nama Ganda

Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta penetapan daftar pemilih tetap (DPT) menyongsong Pilgub 2017 bermasalah. Karena itu, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) harus mengantisipasinya, jangan sampai ada nama-nama ganda.

"Nama Djarot ada di mana-mana. Jangan sampai. DPT harus fix," ujar Djarot saat pidato dalam Rakor Pertama Pilkada di Lantai III, Gedung KPUD DKI Jakarta, Jl Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat, Rabu (18/3/2015).

Menurut politisi PDIP itu, data DPT berasal dari Dukcapil. Bila data-data kacau, maka rasa malu tidak bisa ditutupi.

"Jangan gitu, malu kalau diekspos. Media kan sekarang terbuka banget," tuturnya.

Djarot juga menekankan sosialisasi Pilgub 2017 agar partisipasi warga Jakarta dalam memilih meningkat. Selain itu, harus diwaspadai kerawanan saat penetapan calon dan masa kampanye.

"Kita tidak ingin di DKI ada adu domba sesama warga bangsa," kata dia.

Mantan Bupati Blitar ini berharap Pilgub 2017 lebih baik dari Pilgub 2012. Apalagi Jakarta akan dicontoh daerah-daerah lain di Indonesia.

"Kita akan mendapatkan sorotan di seluruh Indonesia," ucap pria berkumis tebal yang memiliki 3 putri ini.





Halaman 2 dari 10
(aan/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads