Ada SKPD Selipkan Anggaran, Ahok: Aku Itu Ditipu

Ada SKPD Selipkan Anggaran, Ahok: Aku Itu Ditipu

- detikNews
Selasa, 17 Mar 2015 09:35 WIB
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) mengatakan ada SKPD yang bermain dengan oknum DPRD DKI dalam menyusun RAPBD 2015. Sehingga, sejumlah angka yang seharusnya tidak muncul masih bisa lolos meski telah diterapkan sistem e-budgeting.

"Aku itu ditipu," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (17/3/2015).

Mantan Bupati Belitung Timur itu pun langsung 'tancap gas' menyisir siapa saja jajaran yang berani menusuknya dari belakang. Dikatakan Ahok, sudah ada sejumlah nama dari eselon 2, 3 dan 4.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untung ada ada e-budgeting, kita mau hilangin muncul lagi," lanjutnya.

Ahok sendiri mengaku sudah melakukan investigasi dan mengantongi sejumlah nama SKPD yang terlibat. Namun. Dia enggan untuk menyebutkannya secara detail satu per satu.

"Saya nggak mau buka, nanti kebongkar. Kita sudah ketemu kok permainannya. Saya sudah rapatin dengan ICW, saya sudah tahu poin-poinnya apa saja. Nanti ICW akan lapor ke KPK dia akan buka semua. Mengerikan kalau kita lihat itu," tutup pria tiga anak tersebut.

Sebelumnya, Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi menyebut Ahok telah ditipu anak buahnya dengan menyelipkan 'anggaran siluman' untuk 5 BUMD dalam RAPBD 2015.

Kelima Bβ€ŽUMD yang mendapat bantuan di APBD adalah PD Dharma Jaya, β€ŽPT Ratax Armada, PT Cemani Kota, PT Grahasari Surya Jaya dan PT RS Haji Jakarta. Padahal dalam pembahasan hanya ada 3 yang disepakati, yaitu PT Bank DKI, PT TransJakarta dan PT MRT.

Prasetyo menduga, anggaran untuk 5 BUMD itu diselipkan oleh pejabat Pemprov DKI dalam RAPBD, karena data 5 BUMD itu ada dalam RAPBD versi Pemprov DKI yang dievaluasi Kemendagri. Dewan pun langsung membahasnya di rapat internal Banggar DPRD, Senin (16/3) lalu.

Tak hanya itu, sejumlah anggaran lain yang sudah dicoret juga rupanya masih muncul dalam hasil print out RAPBD 2015.

β€Ž"Ini sebetulnya saya ingatkan sahabat saya, dia ditipu anak buahnya. Saya nggak ngerti (kenapa bisa muncul mata anggaran itu -red)," ujar politisi PDIP itu.

(aws/kha)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads