Sejumlah pembaca detikcom pengguna JORR ada yang membuat analisis mengenai penyebab kemacetan. Sebagian bahkan ada yang menyarankan solusinya secara komprehensif.
Andi Agus Trijaya mengirimkan email kepada detikcom, Senin (16/3/2015). Dia membuat beberapa poin soal penyebab kemacetan di Tol JORR. Analisa ini pernah dikirim saat ada sayembara di Jasa Marga dan sudah disampaikan juga ke Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Β
1. Banyaknya kendaraan yang datang dari ke dua pinggir tol Jakarta (Jagorawi & Cikampek) ke arah Jakarta, di mana mereka sebagai penyumbang kemacetan terbesar di Jakarta. Kita tahu sendiri di Jakarta pun tanpa kedatangan kendaraan dari pinggir Jakarta sudah padat. Hal ini bisa saya rasakan dampaknya tiap tahun, dari buntut kemacetan arah tol yang tiap tahun semakin lama semakin panjang.
2. Belum banyak dan nyamannya transportasi umum pinggir Jakarta ke arah Jakarta, kalau pun ada masih belum bisa mengatasi berpindahnya para pengguna kendaraan pribadi ke alat transportasi umum tersebut.
3. Penyebab kemacetan selalu berada di titik pintu keluar, contoh : pintu tol kuningan (Tol Dalam Kota) dan Fatmawati (Tol JORR)
Surya Ningsih, pembaca lain memiliki analisis senada. Ada empat hal yang membuat tol JORR kini jadi lebih macet. Berikut di antaranya:
1. Dibukanya Fly Over Antasari menuju Blok M ( tahun 2013)
2. Dibangunnya gedung perkantoran di sekitar TB Simatupang β Cilandak (mayoritas perusahaan oil dan gas yang sebelumnya bertempat di Kawasan Kuningan / MH Thamrin)
3. Dibukanya tol menuju Bandara (Akhir tahun. 2014)
4. Dibukanya tol menuju pelabuhan Merak
5. Adanya peraturan pembatasan Kendaraan truk besar di jalur tol dalam kota
Anda punya analisis berbeda soal penyebab kemacetan di Tol JORR? Silakan berbagi pandangan ke redaksi@detik.com dengan subject masalah dan solusi. Jangan lupa sertakan kontak Anda.
Masalah solusi adalah program baru detikcom yang bertujuan untuk membantu mencarikan solusi terhadap masalah-masalah yang terjadi di masyarakat. detikcom akan mengumpulkan laporan masalah dari publik, kemudian menganalisis solusinya dengan pakar, hingga akhirnya mencoba merealisasikan solusi itu dengan pihak terkait.
(mad/kha)