"Di mana Nusantara ini pada zaman Hindia Belanda sampai kemerdekaan banyak tikungan revolusi reformasi. Maka itu Lemhannas saat ini membentuk tim yang akan diturunkan ke daerah untuk mendengarkan gagasan atau ide yang bisa diimplementasikan dalam Skenario Indonesia 2045," jelas Gubernur Lemhannas Budi Susilo Supandji.
Hal itu disampaikan Budi dalam diskusi 'Menanti Kehancuran Negara RI' di Founding Father House, Jalan Prapanca Raya nomor 101, Jakarta Selatan, Senin (16/3/2015). Dalam menyusun Skenario Indonesia 2045 itu Lemhannas mendengarkan gagasan dan ide warga dan menyusun infrastruktur politik berdasarkan Pancasila.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada 5.000 orang dari pesantren yang nantinya akan lulus. Mereka ini apakah melanjutkan ke perguruan tinggi atau malah pergi ke luar negeri dan jadi liberal, tapi apakah ada juga yang mengikuti ke Timur Tengah untuk menjadi radikal?" tanya dia.
Kedua, ada kelompok-kelompok orang pintar yang dicuci otaknya yang akan 'dijual' untuk mengubah konsekuensi Pancasila di mata pandangan masyarakat.
"Kemudian, materialisme narkoba yang menjadi halal. Itu akan bertentangan dengan sikap dan pandangan masyarakat Indonesia saat ini. Keempat, mengenai nilai-nilai kejujuran. Di mana menjelaskan negara ini dibangun atas dasar adil dan beradab, dan bagaimana persatuan nasional yang ada mempersatukan suku bangsa yang ada di Indonesia," tuturnya.
Sedangkan pengamat politik Yudi Latif menambahkan bahwa masyarakat Indonesia pada saat ini sedang pesimistis akan perkembangan negara ini. Pihak yang pesimistis lebih banyak dibanding pihak yang optimis.
"Jika kita searching di Google maka akan lebih banyak isinya soal keluhan caci maki dan tidak percaya dengan negara. Melihat fenomena mengkhawatirkan itu Pak Budi Susilo itu menjelaskan memang pesimis tapi juga harus optimis akan pengembangan ide-ide yang ada," imbuhnya.
Yuddy menambahkan ada 3 unsur yang dimiliki Pancasila, sila 1-3 adalah skema superstruktural (yang mengakui keberadaan Tuhan) - mental-kultural yang mengajukan gagasan ketuhanan, kemanusiaan dan persatuan. Kemudian ada skema agen politik berdasar sila 4 serta skema basis materi dalam sila 5.
"Revolusi Pancasila tidak seperti Revolusi Prancis, atau bukan dalam konsep proletar seperti di Rusia tapi harus kembali pada revolusi Pancasila yang berdiri tegak pada 3 unsur tadi," tutur Yudi.
(nwk/nrl)