Sri Darmono menceritakan pengalamannya harus berangkat kerja pukul 04.00 WIB pagi setiap hari. Darmono yang bertempat tinggal di Pondok Cabe harus menempuh waktu lebih dari tiga jam agar bisa sampai tempat kerjanya di Karawang.
"Saya berangkat pukul 04.00 pagi karena kalau berangkat lebih dari pukul 05.00 WIB sudah sulit sampai kantor pukul 08.00 WIB," kata Darmono dalam surat elektronik yang diterima detikcom, Senin (16/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Darmono, Lukman juga harus berangkat subuh agar terhindar dari kemacetan. Dia dan istri yang bekerja di kawasan SCBD Sudirman saat jalanan tidak macet hanya membutuhkan waktu 45 menit, namun saat ini bisa mencapai 2 jam.
"Apalagi rute saya dan istri ke kantor sedang di bangun jembatan non Tol Tendean-Cileduk. Bisa 3 jam saya menghabiskan waktu di jalan untuk mencapai kantor saya," ucap Lukman.
Aziz juga mengalami hal yang sama, setiap hari dari rumahnya di Perum Kemang Pratama, Bekasi Aziz melewati Tor JORR untuk sampai kantornya di kawasan TB Simatupang. Dia harus berangkat pagi agar tak telat sampai kantor.
"Setiap hari saya harus masuk tol sekitar pukul 05.30 WIB pagi agar tidak terlambat sampai kantor walaupun hari Sabtu," kata Aziz.
Menurutnya kemacetan yang semakin menjadi ini karena banyaknya truk barang dan bus-bus besar . "Kendaraan-kendaraan besar ini praktis menguasai jalur lambat dan jalur tengah bahkan terkadang memakai jalur cepat untuk mendahului kendaraan besar lainnya," ucapnya.
Aziz menilai sebelum truk yang masuk tol membeludak, dia hanya membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit untuk sampai kantornya. "Namun dengan keadaan tol saat ini yang selalu padat, kemacetan tol adalah sesuatu yang tidak dapat terhindari karena padatnya truk dan bus yang masuk bersamaan pada waktu-waktu jam kerja," kata Aziz.
Anda punya pengalaman terjebak macet di Tol JORR? Silakan berbagi pengalaman ke redaksi@detik.com dengan subject masalah dan solusi. Jangan lupa sertakan kontak Anda.
Masalah solusi adalah program baru detikcom yang bertujuan untuk membantu mencarikan solusi terhadap masalah-masalah yang terjadi di masyarakat. detikcom akan mengumpulkan laporan masalah dari publik, kemudian menganalisis solusinya dengan pakar, hingga akhirnya mencoba merealisasikan solusi itu dengan pihak terkait.
(slm/mad)