Kemacetan Parah di Tol JORR, Sampai Kapan Didiamkan?

Jakarta -

Sejumlah pengguna jalan mengeluhkan masalah kemacetan yang menghadang di Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) yang lebih parah dari biasanya. Padahal, tol itu dibangun untuk memperlancar arus kendaraan. Fenomena ini bakal sampai kapan terjadi?

Tol JORR sedianya dibangun untuk mengurangi beban lalu lintas di sekitar area lingkar luar Jakarta. Panjangnya 63 kilometer dari Penjaringan hingga Rorotan.

Pembangunan tol ini dilakukan bertahap, ruas pertama yang dioperasikan adalah ruas Pondok Pinang-Kampung Rambutan dan Cikunir-Rorotan pada pertengahan tahun 1990-an. Kemudian bertambah ruas Ulujami-Hankam, Ulujami-Serpong dan Cikunir Rorotan. Tahun 2007 bertambah ruasnya Hamkam-Cikunir.

JORR terus ditambah ruasnya dan pada Februari 2012 JORR W1 Kebon Jeruk-Pejaringan dibuka. Lalu ditambah lagi dengan JORR W2 yang dibangun dengan dua tahap. Pertama yaitu jalan yang mengarah ke Merak dan bandara dengan ruas tol Kebon Jeruk-Ciledug sepanjang 5,6 km dan dioperasikan 27 Desember 2013. Kedua, bagian Ciledug-Ulujami sepanjang 2 km dan dioperasikan pada 22 Juli 2014.

Seriring dengan bertambah panjang tol JORR, maka manfaat dan masalah juga muncul. Manfaatnya adalah jalan di ruas dalam kota terkurangi beban lalu lintasnya. Perekonomian di sepanjang jalur pun bergeliat. Gedung-gedung baru bermunculan, termasuk juga perumahan.

Namun masalah juga timbul. Akses yang panjang dan mudah, membuat para pengendara, khususnya truk-truk pengangkut barang memilih tol JORR sebagai jalur baru. Kendaraan pribadi pun demikian. Hingga akhirnya terjadi peningkatan volume kendaraan yang membuat jalan macet.

"Ini sejak jalur baru dibuka, banyak truk, lalu macet. Dulu cuma sejam, sekarang jadi tiga jam," kata Ina kepada detikcom, akhir pekan lalu.

Data PT. Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JLJ), jumlah kendaraan yang masuk Tol JORR selalu meningkat setiap harinya, terutama di hari kerja. Truk-truk pun demikian.

"Kami mendapati data volume kendaraan naik cukup signifikan 6-7 persen," kata Direktur Utama PT. Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JLJ) Aan Sanaf saat dikonfirmasi detikcom.

Meski sudah berlangsung lama, belum ada kebijakan konkret yang sudah direalisasikan untuk mengurai arus lalu lintas di Tol JORR. Menurut Aaan, pernah dicoba membuat sodetan, hingga langkah lainnya. Namun hal itu akhirnya tak berlanjur. Kendalanya masih di dalam urusan birokrasi dan aturan. Namun, pertanyaannya, sampai kapan?


Anda punya pengalaman terjebak macet di Tol JORR? Silakan berbagi pengalaman ke redaksi@detik.com dengan subject masalah dan solusi. Jangan lupa sertakan kontak Anda.

Masalah solusi adalah program baru detikcom yang bertujuan untuk membantu mencarikan solusi terhadap masalah-masalah yang terjadi di masyarakat. detikcom akan mengumpulkan laporan masalah dari publik, kemudian menganalisis solusinya dengan pakar, hingga akhirnya mencoba merealisasikan solusi itu dengan pihak terkait. 

(slm/ahy)