Hal itu diungkap oleh Ketua DPP Golkar Leo Nababan. Pihak Agung pun disebutnya sudah mengirim surat kepada Aburizal Bakrie, yang disebutnya sebagai mantan Ketum Golkar, untuk memberikan nama-nama yang akan diakomodir untuk masuk ke dalam kepengurusan baru.
Menurut Leo, sudah ada sejumlah nama yang menyatakan bersedia menjadi pengurus Golkar di bawah naungan Agung Laksono. Setelah nama-nama itu dimasukkan ke dalam formasi baru, maka kubu Agung akan langsung mendaftarkan kepengursan ke Kemenkum HAM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi hal tersebut, Mahyudin mengatakan siap berada di bawah kepemimpinan Agung Laksono untuk membangun Golkar. Ia mengaku sudah berkomunikasi langsung dengan Agung.
"Saya sampaikan kepada Pak Agung, bahwa saya siap mengabdikan diri saya untuk membesarkan Partai Golkar, saya siap untuk mencurahkan tenaga dan pikiran untuk kejayaan Partai Golkar bersama sama Pak Agung Laksono dan teman-teman lainnya," tegas Mahyudi ketika dikonfirmasi, Sabtu (14/3).
Senada dengan Mahyudi, Airlangga Hartanto mengaku juga telah bertemu dengan Agung. Walau belum ditawari jabatan tertentu oleh Agung, ia pun mengatakan siap bergabung dengan kubu Agung untuk bergandengan tangan membesarkan partai beringin itu.
"Sudah bertemu kemarin. Membicarakan untuk mengonsolidasikan dan membesarkan Partai Golkar. Belum bicara jabatan. Baru bagaimana untuk membesarkan Golkar menuju Munas 2016," beber Airlangga saat dikonfirmasi secara terpisah, Sabtu (14/3).
Sementara itu Erwin Aksa belum memberikan keterangan terkait pindah haluan dirinya dari kubu Ical ke Kubu Agung. Dalam kepengurusan Golkar hasil Munas Bali, Erwin Aksa menjabat sebagai Wasekjen. Sementara Airlangga merupakan salah satu Ketua DPP, dan Mahyudin yang tak menjadi pengurus harian diberi kursi Wakil Ketua MPR.
Satu per satu loyalis Ical kini mulai meninggalkannya dan memilih untuk bergabung dengan Agung Laksono yang kepengurusannya sudah disahkan oleh Menkum HAM Yasonna Laoly. Setelah ini, siapa lagi yang akan mbalelo?
(ear/asp)