Terkait Putusnya Jembatan, Mahasiswa Kritik Pemkab Lebak

Terkait Putusnya Jembatan, Mahasiswa Kritik Pemkab Lebak

- detikNews
Minggu, 15 Mar 2015 09:37 WIB
Lebak - Beberapa hari lalu, jembatan gantung yang menghubungkan antara kampung Pasir Eurih, Desa Tambak, Kecamatan Cimarga dengan kampung Sinday, Desa Pajagan, Kecamatan Sajira, Kebupaten Lebak, Banten putus pada pukul 6.30 WIB, Selasa (10/3).

Hal ini membuat mahasiswa Lebak yang tergabung dalam organisasi Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala) mengecam Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak yang dipimpin oleh Bupati Iti Octavia Jayabaya.

"Di tengah gencar-gencarnya Pemkab Lebak selalu mengatakan bahwa percepatan pembangunan yang diutamakan dan konon katanya percepatan pembangunan itu menjadi prioritas program Pemkab Lebak saat ini, tapi fakta di lapangan sangat berbeda. Kondisi infrastruktur sangat memprihatinkan tidak jauh seperti ketika dipimpin oleh ayahnya (Mulyadi Jayabaya). Kami mengecam itu," tutur Lukman Hakim, Presiden Kumala saat berbincang kepada detikcom, Minggu (15/3/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lukman menilai, putusnya jembatan di Kampung Sinday yang mengakibatkan puluhan korban luka ringan dan patah tulang menjadi bukti kegagalan program Pemkab Lebak. Menurutnya, dana pemeliharaan untuk setiap jembatan gantung yang tersebar di desa selalu dikucurkan bahkan bantuan dana rehabilitasi jembatan dari pemprov banten juga sudah dikucurkan.

"Ini miris ada apa sebetulnya di Pemkab Lebak ini. Kami mendesak mereka untuk segera membangun jembatan. Jika Pemkab Lebak tidak mampu, kami menyatakan mosi tidak percaya dan kami serukan Iti untuk mundur," tegas Lukman.

Fitron Nur Ikhsan, anggota Badan Anggaran DPRD Banten membenarkan pernyataan Kumala bahwa tahun ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melalui bantuan kabupaten/kota telah menganggarkan untuk pembangunan jembatan gantung di Kabupaten Lebak dan Pandeglang.

"Menurut catatan yang saya miliki, Pemprov memberikan Rp 15 miliar kepada Pemkab Lebak dan Rp 10 miliar untuk Pemkab Pandeglang," ungkapnya.

Menurut Fitron, tiga tahun terakhir persoalan robohnya jembatan sudah banyak terjadi. Perhatian pemerintah sudah ada dari sisi anggaran. Namun hal ini masih mengemuka. Fitron mendorong efektivitas dan realisasi pembangunan jembatan gantung di dua kabupaten tersebut harus transparan dan partisipatif. "Pemprov harus dapat menyajikan data lengkap tentang jembatan. Jika tidak mampu menyajikan data ini maka pemerintah tidak hadir dalam mengentaskan keterisolasian warga," tukasnya.

Sementara itu, Arif Kirdiat penggagas organisasi Relawan Kampung yang konsentrasi terhadap pembangunan dan perbaikan jembatan, dana tersebut sangat besar dan cukup untuk membuat sebanyak 60 jembatan gantung.

"Insya Allah kalau Relawan Kampung bisa buat 60 jembatan dengan panjang 65 meter dan lebar 1,2 meter berbahan baja standar internasional. Kalau seperti Sinday yang panjangnya hanya sekitar 30 meter bisa sampai 120 jembatan untuk Rp 15 miliar tersebut," ujar pria yang pernah mendapat penghargaan dari Trans Media ini.

(rvk/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads