Kujang ini terdiri dari empat bagian. Pada bagian eluk/siih dan tonggong (lekukan, taji, dan punggung) tersusun dari 38 lempengan jasper merah dan jasper bergambar dari Kabupaten Tasikmalaya. Sedangkan bagian papatuk/congo, beuteung dan tada (patuk dan perut) tersusun dari 68 lempengan Kalsedon Ungu dari Sukabumi Selatan dan Tasikmalaya Selatan.
"Kalau bagian paksi dan selut tersusun dari 17 lempengan Jasper Kuning yang berasal dari fosil kayu yang membatu dari Garut Selatan," ujar Sujatmiko ditemui usai Pemecahan Rekor Dunia Replika Kujang Terbesar dari Rangkaian Batu Mulia' di halaman Gedung sate, Sabtu (14/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Batu-batu ini dtemukan dari formasi batuan gunung berapi yang umurnya kira-kira 25 sampai seratus ribuan tahun. Yang paling tua itu sekitar 25 juta tahun yang lalu, seperti jasper merah, jasper bergambar, jasper kuning. Kalau kalsedon ungu itu sekitar belasan juta tahun," jelas pria yang akrab disapa Miko tersebut.
Menurut Sujatmiko, kujang ini bukan sengaja baru dibuat setelah booming batu akik. Proses pembuatannya sendiri cukup singkat yakni sekitar 1 bulan.
"Udah lama, sebelum booming. Ini sudah dipamerkan dan disimpan di Dinas Koperasi dan KUKM. Dikerjakannya di Pasir Luhur, di Padasuka, Bandung," terangnya.
(avi/ndr)