Pemanggilan itu ternyata berkaitan dengan kehadiran Veronica dalam rapat panitia revitalisasi Kota Tua di Balai Kota, Kamis 5 Meret lalu. Kehadiran Veronica diketahui dari foto rapat yang beredar luas. Dalam foto itu, Veronica duduk di kursi pimpinan bersama adik Ahok Harry Basuki dan Deputi Gubernur bidang Pariwisata Sylviana Murni.
Tim angket beralasan dalam pertemuan yang dihadiri Veronica Tan itu kemungkinan membahas anggaran APBD soal program belanja revitalisasi museum Kota Tua. Ketua Tim Angket Ongen Sangaji mengambil kesimpulan bahwa kehadiran Veronica dan adik Ahok, Harry Basuki tidak sesuai aturan. Tim angket mencurigai adanya nepotisme.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan, Deputi Gubernur DKI Jakarta Sylviana Murni menjelaskan kehadiran istri Ahok itu sebatas untuk memberi masukan. "Ini kepedulian Ibu Veronica ke Kota Tua yang jadi konsentrasi Pemprov DKI, wajar saja. Jangan jadi politis," ujar perempuan berkacamata ini.
Berikut 3 jawaban Ahok:
|
1. Angket APBD Jadi Angket Kota Tua
|
"Saya pikir itu sesuatu hal yang lucu saja, kenapa nggak βsemua yang foto duduk di kursi gubernur dipanggil?" kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2015).
Ahok mengatakan, banyak orang yang bertamu ke ruangannya dan meminta foto bersama. Bahkan mereka kerap duduk di kursinya, sementara ia diminta berdiri di belakang.
"Banyak orang kalau di ruangan saya tuh pasti suka duduk di kursi saya foto-foto, terus saya jadi centeng lagi di belakang. Kok itu kayaknya mesti diangketkan juga tuh," katanya.
Oleh karena itu, Ahok menanggapi santai pemanggilan Sylvi. Ia menilai DPRD DKI Jakarta tengah kelabakan menyerang dirinya.
"Ya udahlah namanya orang panik. Sekarang angket APBD jadi berubah angket Kota Tua kayaknya," ucap Ahok.
"Jadi bingung saya. Apa nggak ngerti judul ini DPRD," imbuh mantan politisi Gerindra ini.
1. Angket APBD Jadi Angket Kota Tua
|
"Saya pikir itu sesuatu hal yang lucu saja, kenapa nggak βsemua yang foto duduk di kursi gubernur dipanggil?" kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2015).
Ahok mengatakan, banyak orang yang bertamu ke ruangannya dan meminta foto bersama. Bahkan mereka kerap duduk di kursinya, sementara ia diminta berdiri di belakang.
"Banyak orang kalau di ruangan saya tuh pasti suka duduk di kursi saya foto-foto, terus saya jadi centeng lagi di belakang. Kok itu kayaknya mesti diangketkan juga tuh," katanya.
Oleh karena itu, Ahok menanggapi santai pemanggilan Sylvi. Ia menilai DPRD DKI Jakarta tengah kelabakan menyerang dirinya.
"Ya udahlah namanya orang panik. Sekarang angket APBD jadi berubah angket Kota Tua kayaknya," ucap Ahok.
"Jadi bingung saya. Apa nggak ngerti judul ini DPRD," imbuh mantan politisi Gerindra ini.
2. Lebih Cocok Panggil Nenek Gue
|
"Tergantung panggilannya dalam rangka apa. Makanya kalau panggil itu lucu aja. Angket itu urusan apa? Urusan APBD kan. Kok panggil istri saya?" kata kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2015).
Ia justru berkelakar, seharusnya dari pihak keluarganya yang dipanggil adalah neneknya. Sebab ia pernah menyindir DPRD yang mengajukan dana tidak rasional.
"Lebih cocok dia angketnya panggil nenek gua, karena gua marahin 'pemahaman nenek lo' kan, harusnya yang gua pikir yang dipanggil nenek gua," ujar Ahok.
Ahok sebelumnya mengembalikan anggaran sebesar Rp 8,8 triliun yang diajukan oleh DPRD DKI Jakarta untuk sosialisasi SK Gubernur. Menurut Ahok, anggaran tersebut sangat tidak masuk akal.
Ahok melingkari sejumlah anggaran itu dengan pena berwarna hitam. Di sampingnya ia menuliskan 'Pemahaman Nenek Lu' dengan tulisan tangannya sendiri.
2. Lebih Cocok Panggil Nenek Gue
|
"Tergantung panggilannya dalam rangka apa. Makanya kalau panggil itu lucu aja. Angket itu urusan apa? Urusan APBD kan. Kok panggil istri saya?" kata kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2015).
Ia justru berkelakar, seharusnya dari pihak keluarganya yang dipanggil adalah neneknya. Sebab ia pernah menyindir DPRD yang mengajukan dana tidak rasional.
"Lebih cocok dia angketnya panggil nenek gua, karena gua marahin 'pemahaman nenek lo' kan, harusnya yang gua pikir yang dipanggil nenek gua," ujar Ahok.
Ahok sebelumnya mengembalikan anggaran sebesar Rp 8,8 triliun yang diajukan oleh DPRD DKI Jakarta untuk sosialisasi SK Gubernur. Menurut Ahok, anggaran tersebut sangat tidak masuk akal.
Ahok melingkari sejumlah anggaran itu dengan pena berwarna hitam. Di sampingnya ia menuliskan 'Pemahaman Nenek Lu' dengan tulisan tangannya sendiri.
3. Sudah Melenceng
|
Ahok menunjukkan sikap keberatan dengan rencana pemanggilan itu. Menurutnya, Tim Angket sudah menyalahgunakan kewenangan.
"Itu namanya udah ini (melenceng -red). Angket-angket apaan kalau kayak gitu!" ujar Ahok kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (12/3/2015).
"Panggil alasan apa? Masalah apa? Angket anggaran panggil istri saya dasarnya apa? Iya dong!" imbuh mantan Bupati Belitung Timur ini.
Tim Angket yang dipimpin Ongen Sangaji dibentuk untuk menyelidiki dana siluman di APBD 2015. Ahok mengingatkan, jika memang mau menyelidiki istrinya, maka harusnya dibuat Tim Angket khusus.
"Harusnya bikin panitia angket khusus memanggil istri Gubernur!" ujar Ahok.
3. Sudah Melenceng
|
Ahok menunjukkan sikap keberatan dengan rencana pemanggilan itu. Menurutnya, Tim Angket sudah menyalahgunakan kewenangan.
"Itu namanya udah ini (melenceng -red). Angket-angket apaan kalau kayak gitu!" ujar Ahok kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (12/3/2015).
"Panggil alasan apa? Masalah apa? Angket anggaran panggil istri saya dasarnya apa? Iya dong!" imbuh mantan Bupati Belitung Timur ini.
Tim Angket yang dipimpin Ongen Sangaji dibentuk untuk menyelidiki dana siluman di APBD 2015. Ahok mengingatkan, jika memang mau menyelidiki istrinya, maka harusnya dibuat Tim Angket khusus.
"Harusnya bikin panitia angket khusus memanggil istri Gubernur!" ujar Ahok.
Halaman 2 dari 8