"Taiwan mengatakan akan melakukan rescue selama 2 bulan ke depan," ujar Dirjen Perlindungan WNI Lalu Muhammad Iqbal di gedung Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2015).
"Kemarin disampaikan bahwa Ibu (Menlu Retno) kecewa karena pemerintah otoritas Taiwan lambat memberitahu pemerintah Indonesia. Kami sudah berkomunikasi langsung dengan otoritas Taiwan dan mereka mengakui dan meminta maaf," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taiwan juga telah berkoordinasi dengan Amerika Serikat (AS) untuk menggunakan teknologi satelit untuk membantu pencarian ABK yang hilang. Pemerintah Indonesia juga telah menghubungi para agen ABK untuk memastikan hak-hak para ABK yang hilang segera dipenuhi.
"Jika nanti dinyatakan hilang atau kecelakaan, seluruh haknya diberikan," kata Iqbal.
Iqbal mengatakan hingga kini nasib 21 ABK asal Indonesia masih belum diketahui. "Tetap kita antisipasi kemungkinan terburuknya. Kemarin BNP2TKI sudah menemui keluarga dan sekarang dari Polda masing-masing dan kemenlu meminta contoh DNA untuk kemungkinan pembuktian DNA," ucapnya.
21 ABK yang hilang itu rata-rata berasal dari Sulawesi, Pemalang, Tegal. Kapal ikan itu juga membawa 11 WN Tiongkok. Indonesia juga telah berkoordinasi dengan otoritas Beijing.
(fiq/nrl)